"Kamu tahu gak? Namaku Aidelweis, tapi orang lain sering panggil aku Edelweis karena namaku sama kayak bunga."
"Terus?"
"Tapi aku lebih suka bunga matahari di bandingkan bunga Edelweis."
"Emang kenapa?"
"Aku baca filosofinya di majalah yang waktu itu ibu beli di pasar. Kalau Bunga Matahari itu, selalu mengikuti kemana arah cahaya matahari bergulir. Saat pagi hari bunga matahari akan menghadap ke timur, dimana matahari terbit. Dan kemudian bunga matahari akan mengikuti matahari kearah barat dimana matahari terbenam. Sifat dari bunga matahari itu memberikan arti kesetiaan. Setia dan patuh pada kodratnya tanpa ada protes."
Lelaki itu mengangguk mengerti, "Lo inget gak, kenapa waktu itu gue ngasih lo bunga matahari?"
Aidel mengingat sebentar, lalu terkekeh "Inget banget. Kamu bilang, biar dahiku semakin bersinar kayak matahari."
"Ngeselin banget sih." lanjut gadis itu, tertawa dengan ceria bersama si laki-laki keras kepala ini.