(Sequel : You See, I'm Feel.
Ini versi Vendra. Kalau mau lebih jelas silahkan baca dulu You See, I'm Feel :) )
.
.
Aku adalah istri yang lemah. Bagaimana tidak, semua yang mengerjakan tugas istri adalah pembantu suamiku.
Tak ada yang bisa ku lakukan, hanya duduk, makan, minum, menunggu suami dan menjalankan tugas ranjang, sesekali menghadap jendela merasakan damainya udara.
Suamiku adalah pria yang sempurna. Tampan, kaya, bijaksana, baik hati, tidak pemarah, memiliki tubuh atletis. Sangat sempurna.
Sayangnya aku tak melihat itu di kenyataan. Semua bayangan semu pikiranku tak terbukti.
Tampan? Aku tak bisa melihat.
Kaya? Mungkin, sebab dia mempunyai rumah ini.
Baik hati? Tidak pemarah? Kurasa itu bohong.
Tubuh altelis? Dan hanya itu faktanya.
Suamiku hanya menginginkan nafsunya terpenuhi. Hanya itu.
Cinta? Bahkan aku sudah lupa bagaimana rasanya mencinta dan di cintai.
Seperti lautan malam, aura gelap dan perasaan dingin dari sosok Joshua Maximus membuat Sadriana enggan berhadapan dengan pria itu.
Sudah cukup masa lalu singkat yang membuat Sadriana pernah mendapatkan serangan ancaman dari Joshua karena nyaris menyakiti adik tercintanya yang bernama Sherly.
Sherly adalah sahabat Sadriana. Tapi karena depresi semasa SMA, Sadriana pernah nyaris memprovokasi Sherly untuk bunuh diri. Padahal niat hati Sadriana yaitu memanipulasi kalimat agar Sherly mengurungkan niatnya. Kesalahpahaman ini menyakiti mereka semua.
Joshua adalah tipe kakak yang protektif setelah kematian tragis orang tuanya. Sehingga Sherly menjadi satu-satunya keluarga yang harus dia jaga.
Tiba empat tahun kemudian, Sadriana bertemu dengan Joshua kembali di acara ulang tahun Sherly. Belum apa-apa mental Sadriana sudah diinjak-injak oleh tatapan yang terus mengintainya.
Masuk ke dalam jebakan dengan udara yang sama. Ternyata naluri Sadriana masih begitu membenci sekaligus menyesakkan dadanya.
Sebaiknya dia tidak berdekatan dengan sosok itu. Tentu demi kebaikannya.