Rimba Merun: tempat dimana demonstrasi kecil dari kehidupan ribuan komunitas melarat yang ada di Nusantara ditampilkan. Disini kebodohan merajalela. Sekolah dianggap tidak penting sama sekali. Penduduk Rimba Merun hidup pada sebuah enklave, yaitu bayang-bayang kebun kelapa sawit dan benteng hutan belantara. Berkisah lima murid melarat yang disekolahkan atas beberapa sebab, salahsatunya ditolak pabrik sawit. Sekolah Rimba Merun terletak di pedalaman Lampung dan dipimpin guru-guru bersahaja. Mereka tak pernah putus asa mengajar sekalipun muridnya kerap dirampas dan berakhir dikorporasi sebagai jongos pabrik. Meski begitu mereka berharap suatu saat sekolah ini melahirkan cahaya ditengah lingkaran setan. Guru-guru itu tak pernah menyerah memperjuangkan pendidikan. Hingga akhirnya ditemukannya murid pertama bernama Elang: pria miskin yang tanpa disangka terdapat pengetahuan kelas dunia didalam otaknya. Penemuan yang tak terduga itu mengilhami sebuah proyek rumit, yaitu mendalami bakat murid lainnya yang konservatif alias kolot. Mereka susah sekali dijinakan. Para guru yakin Tuhan tak menciptakan mereka sia-sia, dan bahwasanya setiap anak punya bakat, sejelak apapun itu. Dan akhirnya mereka mencoba menggali "harta terpendam" dalam diri mereka. Pencarian bakat yang tak pernah dilakukan sebelumnya. Pencarian panjang dan aneh.