Menerima apa yang seolah disebut "takdir" dan hanya bergerak mengikuti jalan yang sudah disediakan, melakukan banyak fase yang sama dengan yang lainnya, bergerak terus berulang, dari kehidupan satu ke kehidupan lainnya. Mungkin itulah penggambaran Manusia.
Mereka yang memberontak pada takdir, akan dianggap sebagai makhluk lain. Hanya ada sedikit yang memiliki keinginan dan keberanian untuk memberontak, untuk membuat jalan mereka, merubah rutenya dan bentuk apa yang diinginkan.
Tubbi salah satu makhluk yang ingin mencapai metamorfosis sempurna. Untuk mencapainya, dia harus mempelajari banyak hal, mengerti kebijakan tentang hidup dalam perjalanannya.
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.