gladis dwita andriana putri seorang penulis'dan juga owner sebuah perusahaan yang cukup besar bergerak di bidang makanan kecil. dan tiada pernah meyangkah harus jatuh hati pada seorang yang stratanya jauh darinya. lelaki itu bernama setya aji darma.yang seorang office boy.yang sikapnya tak sopan saat berhadapan dengannya. namun ada sebuah peristiwa yang membuatnya merasa nyaman dekat dengan aji.sworang aji yang urakan itu mampu membuat mata kedua orang tuaku harus berjuang untuk meluangkan waktunya untuk bertanya pada tuhan lewat sholat isthikoro. hampir satu bulan kedua ortu dwita saat selesai sholat isthikoro melihat aji di kelilingi cahaya yang sangat terang benderang. dia bagai seorang pemimpin di ribuan orang berjubah putih yang di penuhi cahaya . sampai suatu hari tanpa si sengaja papa terpeleset jatuh dan kakinya bengkak aji lah yang pertama kali bantu berdirihkan tubuh papa dan memapah papaku sampai ke ruanganku.dan dengan cekatan memijat kaki papaku yang bengkak. berawal dari situ aku jatuh cinta.namun dadaku sesak akan semua tingkahnya yang selalu saja sakiti hatiku. dia super cuek.aku cueki ee dianya makin gila .sampai suatu hari aku tampar wajahnya bukan saja wajahnya hatinya juga aku tampar . namun satu kalimat singkat yang membuat aku bak butiran debu di hadapanya dwita lakukan semuanya padaku.aku ihklas menerimanya.dan hanya kamu yang membuat aku hidup. saat itu hatiku bak di palu godam.siapa yang sanggup mendengar.dikalah rasa amarah kebencian melanda dada kita. hanya beberapa kalimat dari orang yang kita benci luar biasa mampu hentikan semua yang ada di dada. saat itu kenapa mas kamu cueki aku .bahkan aku sudah terbiasa kamu abaikan kamu sakiti dan semua hal aku sudah kebal. namun tanganku ini yang seakan tak terima akan sikapmu.dengan tersenyum.jangan sekarang bu dwita.nanti saat istirahat atau pulang kerja baru kita bicara banyak.hal.