Sejak aku kecil, ibuku selalu menceritakan ku sebuah kisah dongeng nan abadi yang mampu membuat mimpi ku malam itu begitu indah. Bagaikan sebuah candu, aku ingin memiliki hidup layaknya bermacam-macam putri dongeng yang ibu ceritakan. Bagaikan penawar duka, sebuah kalimat "hidup berdua bahagia selamanya" adalah penutupan paling sempurna dari kisah-kisah itu. Begitu klise , namun nyatanya aku terus meminta beliau menceritakannya. Namun semakin difikirkan kembali, semua itu hanyalah dongeng semata. Sebuah cerita imajinasi yang tak dapat dipastikan kebenarannya. Seperti angin ,yang dapat kita rasa namun tak dapat kita sentuh. Ibu memang tak memaksaku percaya akan semua kisah putri di setiap malam menjelang tidurku. Hanya saja , aku yang kelewat percaya bahwa kelak kisah cintaku akan begitu sempurna. Sungguh terlewat percaya , sehingga , kebenaran menamparku. Menyadarkanku , bahwa cinta yang sempurna , bak putri dan raja , hanyalah ilusi belaka. Bagai fatamorgana diujung luasnya padang pasir. Menawarkan kesejukan sungai dikala terik yang sebenarnya hanya gundukan pasir dan pasir. Semakin didekati , justru semakin sulit kita menemukanya. Begitulah cinta sempurna , semakin ingin digapai semakin kita tak melihatnya. Bahkan hanya sekedar menyapa, cinta yang sempurna ternyata tak pernah ada ©2017 iminyourarea.