(ROMANCE FANTASY) Jantung ini terasa ditusuk bertubi-tubi. Detakannya tak karuan memukul hebat dadaku. Seluruh syaraf tubuhku menegang. Sisa napasku tinggal tersisa beberapa detik lagi. Dan perlahan kegelapan mulai menyelimuti pandanganku. ketika kegelapan itu mulai merayap naik, aku merasakan sesuatu mengalir cepat, menikam-nikam di setiap jengkal tubuhku yang dilewatinya. Entah apa itu. Yang jelas hanya rasa sakit luar biasa yang kurasakan. Tapi aku bahagia. Bahagia dengan rasa sakit ini, bahagia karena akan meninggalkan gemerlapnya dunia fana ini, bahagia ternyata Tuhan sayang padaku, bahagia karena doaku dikabulkannya. Ternyata memang benar. Tak ada cinta yang pantas bagiku, sehingga Dia mengambilku sebelum cinta yang menurutku hanya berisi pengkhianatan dan kelpasuan itu menyentuhku. Ya. Lebih baik mati daripada merasakan apa itu penghkianatan. Namun jauh di lubuk terdalam relung hatiku, ada rasa kecewa di sana. Rasanya ingin menangis. Kenapa harus begini? Ini membuatku muak akan cinta. Aku tidak mau peduli dan tidak mau tahu tentang cinta. Aku membenci cinta. ketika aku ingin menyerah, melepas tangan, berhenti berharap cinta murni datang menyapa, serta memilih untuk terjatuh... Dia datang. Mengulurkan tangannya sambil berkata, "kau hanya milikku seorang." Suara lirih yang pernah kukenali kembali menyergap ingatanku. "Aku tak akan pernah membiarkanmu mati, walau nyawaku taruhannya!" Mimpi malam itupun akhirnya terkuak. 🍁🍁🍁 "Dia sudah datang. Mengulurkan tangannya serta memberikan seluruh jiwa miliknya untukmu setelah melewati sejarah demi sejarah menunggu kelahiran keduamu di dunia ini. Semua itu dilakukannya hanya supaya pecahan sejarah itu kembali tersusun, rajutan cinta itu terajut kembali, dan hidup bersamamu kembali sambil berpegangan tangan. Setelah tahu semua ini, apakah kau ingin mengulangi sejarah dan melompati waktu untuk mati seperti waktu itu, Hana? Atau mungkin aku harus memanggilmu Reyna? Buka matamu dasar bodoh!" 🍁🍁🍁