Story cover for Cold And Warm by SyamJune1
Cold And Warm
  • WpView
    Reads 100
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 100
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 1
Complete, First published Nov 19, 2017
Memendam tak pernah menyenangkan, menyakitkan itu pasti. Namun, daun yang jatuh tak pernah membenci angin, bukan? Sama seperti aku, jangankan membenci, sehari tanpa kamu saja, aku seperti kehilangan setengah dari diriku. Sayangnya, kamu terlalu dingin, dan aku terlalu hangat untuk kamu.
All Rights Reserved
Sign up to add Cold And Warm to your library and receive updates
or
#875high
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Memories in Moon cover
Antara dosa dan Cinta Pertama cover
Kemarau Menggigil cover
KALA cover
Irreplaceable First Love cover
My Beloved Brother |tamat| cover
Andai bisa cover
Semua Tentang Kita (STK) ✔️ cover
Apakah Ini Arti Cinta?? [Revisi] cover
Hanya Saja cover

Memories in Moon

13 parts Complete

Gadis ini menundukkan kepala membiarkan kucuran air membelai surainya. Hujan terus menggiringku untuk bermimpi, takala ia terus menyusuri tubuhku dari rambut, hingga ujung kaki. Aku hanya diam, air ini sedikit membuat ku tenang. Aku takut, aku gelisah. Aku ingin berteriak memaki keadaan. Memaki diriku. Hujan, akan kah dirimu marah jika ku maki dengan isak ku? Akankah dirimu menerima rasa takut ku? Trauma ku? Semua kegelisahan ku? Rasa tidak percaya ku akan diri ku sendiri? Adakah yang bisa menerimaku? Bulan, jika kau jadi aku, akankah tetap setegar dirimu? Apakah hujan adalah wujud kekecewaan mu pada diri sendiri? Apakah awan yang menutupi mu adalah caramu untuk menghilang? Akankah menghilang adalah wujud lelah mu? Bersembunyi dibalik awan, apakah itu bentuk ketakutan mu seperti aku takut menghadapi kenyataan? Boleh aku jadi dirimu? Jarang di lihat mata, di nanti sebelum purnama namun di sukai saat sempurna. Bulan, pernah kah kau takut akan cacian manusia yang begitu kejam? Bahkan, bintang yang dapat kau gapai bisa saja mencela mu. Rambu dari mereka selalu menusuk nurani. Hilang akal ku, hilang kepercayaan ku. Masih normalkah jika ku bilang ingin menghilang? Masih terimakah kau jika ku bilang mereka harus lenyap?