The Past Present Perfect Love
  • Reads 35
  • Votes 8
  • Parts 2
  • Reads 35
  • Votes 8
  • Parts 2
Ongoing, First published Nov 24, 2017
Riana membenci Diana.... Ini semua kesalahan Diana. Kalau saja Diana tidak datang ke pesta dansa itu, tentu Riana lah yang menjadi pasangan Albert. 
Diana memang anggun, ya sangat anggun. Dia cantik, baik, berkarir, sexy, dan banyak lelaki yang terjaring oleh itu semua. Ingin rasanya Riana membunuh Diana. Cara apapun halal agar Albert yang di cintainya diam diam selama 7 tahun jatuh di pelukannya. 
Sepertinya situasi berubah ketika Riana bertemu anak kecil gelandangan yang mengubah hatinya dan membawanya kepada belahan jiwanya. 

Cinta itu dapat menghancurkan apa saja. Keras kepala, keegoisan dan bahkan kebencian ~Riana Rheael

Kehidupan ini adalah kehendak Tuhan, kak. Mungkin bila saat ini ataupun besok terjadi hal buruk padaku, percayalah itu karena Tuhan izinkan hal itu terjadi padaku, pada kakak, pada kita. Aku ingin kakak ikhlas ~Gabriel Mendena

Kau telah menentukan pilihanmu. Berbahagialah. Jika dia pada akhirnya meninggalkanmu, aku selalu ada untukmu, kau tahu mencariku dimana. Aku mencintaimu... ~Andra Givorel
All Rights Reserved
Sign up to add The Past Present Perfect Love to your library and receive updates
or
#115kemanusiaan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Job Offer: Wifey cover
The Honeymoon Is Over [FIN] cover
Love For Rent (Antagonist Love Story) cover
Personal Assistant! cover
Tanda Seru cover
Mysha(21+)  cover
because of my stupidity cover
EVERYTHING, IN TIME  cover
Bersama cover
Rent a Date [FIN] cover

Job Offer: Wifey

36 parts Ongoing

Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya. "Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?" "Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."