Syila meminum minumannya terlebih dahulu, lalu kembali berucap "Rel, gue mohon jangan sakitin Nanat."
Farel yang mendengar nama orang yang baru saja masuk kedalam hidupnya itu, mengerutkan keningnya tanda bahwa ia tidak mengerti. Apa maksud Syila mengatakan hal itu kepadanya?
"Maksud lo?"
"Nanat itu orang yang baik Rel, dia nggak cocok buat lo jadiin mainan penghibur diri lo. Kalo gue liat, dia udah cukup menderita dengan kehidupan dia sekarang. Jadi gue mohon, kalo lo emang gak ada rasa sama Nanat, gue mohon berhenti ngelakuin hal-hal yang nge-buat dia berpikir kalo lo ada rasa sama dia. Please ...," terang Syila panjang lebar, ia bersungguh-sungguh mengatakan ini.
"Dan.. lo udah mutusin si Ayla?" tanya Syila kembali, yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Farel.
"Tapi, gue udah punya rencana buat mutusin Ayla besok. And what about Rafael?" ujar Farel.
"Adel?" tanya syila lagi. Seolah Farel tak pernah menambah kalimat tanya untuk dirinya.
"G-gue nggak tau. Gue udah terlanjur nyaman sama adanya Adel di samping gue. Meskipun gue akuin kalo gue nggak cinta sama dia, tapi tetep aja gue udah sayang sama dia."
Gadis yang bernama Syila itu menganggukkan kepalanya beberapa kali lalu kembali melontarkan sebuah nama yang benar-benar telak membuat pria tampan di depannya itu terdiam.
"Manda ...," kali ini nada pertanyaan tak ikut serta pada lontaran gadis itu, siapapun yang melihat tatapannya saat ini pasti juga dapat mengerti bahwa nama itu telah menorehkan cukup luka pada dirinya.
Farel orang itu yang awalnya menunduk, perlahan mengangkat kepalanya dan menatap lekat gadis yang juga dapat dikategorikan hampir sempurna itu. Rasa bersalah menghampiri dirinya, karena ia juga tau bahwa nama itu adalah nama yang telah berpengaruh kepada hubungannya dengan gadis di hadapannya itu.
"Maaf ... maafin gue yang bodoh ini. Tapi jawabannya masih sama."
"if you already know the answer, then why you still playing with Nanat?"
Aziel, bocah pengidap asma yang petakilan. Gayanya selangit dan ga pernah mau kalah.
"Gua adiknya si epan"
"Emang gua anak pemilik sekolah! Lo iri aja sama gua karena bapak Lo lebih miskin"
×××
"Epan!! Numpang! Anterin gua pulang"
"Epan!! Mobil gua mogok"
"Epan!! Beliin makanan"
"Epan!! Jangan marah marah"
×××
"Epan!!! Gua adik lo kan?"
"Ga usah ngaku ngaku"
Sebenarnya Aziel itu adik dari Evan? Atau hanya ngaku ngaku saja agar terlihat kaya?