"Kita mungkin bakal bertemu di padang luas ini lagi, saling tertawa dengan senyum yang sama-sama ranum." Aku tergelak, tak ingin menyia-nyiakan tiupan angin yang terasa menarik air mukaku. "Kau tahu? Di sini waktu kekal. Kita bisa menghabiskan berlapis-lapis guyuran pasir dari jam pasir hanya untuk berbicara." Kau menggarisbawahi kalimatmu dengan senyum pongah. Dan, ya. Tentu saja aku ikut tersenyum. "Dasar kutil badak." Tapi, itu takkan pernah terjadi 'kan?All Rights Reserved