Masih tentang hujan yang terus mengguyur kotaku malam ini. Belum ada tanda-tanda reda, malah makin menampakkan kebringasannya. Kotaku basah, hampir seluruhnya atau bahkan tidak lagi menyisakkan tepi yang kering. Kotaku senyap malam ini, meski berada ditengah-tengah pusat kota. Tidak ada pejalan kaki, yang ada hanya sesekali silau sorot kendaraan roda empat. Kotaku senyap, basah dan aku terjebak di antaranya.... Udara dingin memang sudah mulai terasa sejak tadi, kacamataku pun mulai berkabut dan basah, sudah tentu iya. Mataku hanya menerawang jauh sembari menikmati rinai hujan ditengah gemuruh yang berkepanjangan. Dan, kau ikut di dalamnya... Hujan dan jarak kerap kali memaksa agar rindu masuk di dalamnya. Berlari lari dan mengisi ruang-ruang kosong hingga benar-benar padat. Jangan salahkan jika gemuruh itu adalah rindu yang tak berkesudahan. Bertambah, namun tidk tahu bagaimana caranya berkurang. Tidak adil bukan? Jalan jalan mulai tergenang, ujung sepatuku pun ikut menikmati percikkan genangan yang sedari tadi telah tersihir menjadi kenangan. Aku, kau dan jalan ini adalah genangan yang telah terganti menjadi seluet kenangan. Aku tertawa, ah.. kadang kadang bukan hanya hutan yang membuat tersesat. Ternyata hujan pun berhasil membuat seseorang tersesat bahkan mampu memacetkan angan-angan sekalipun jalan begitu senyap... Ah, lagi-lagi hujan menjadikanku seperti orang yang baru saja jatuh cinta..Semoga malammu menyenangkan di sana. Itu saja.. HujanKota|November. 27/11/217. Catatan rintik hujan..