Liliana, gadis lincah yang misterius, si pembaca perpustakaan lima belas menit. Bersama Agha, si penjaga perpustakaan, terlibat pada petualangan cinta yang menakjubkan. Terlena, terjerat, terindah, terisak, dan terasing.
Semula liliana hanyalah sosok gadis penurut, 17 tahun hidup tanpa mengatakan "tidak" pada orangtuanya. Termasuk harus menikah dengan seorang walikota yang usianya 34 tahun lebih tua darinya. Liliana menganggap kehidupannya adalah air yang mengalir, kemana pun berlabuh adalah takdir.
Semula Agha, adalah sosok pria datar tanpa ekspresi tersenyum atau pun marah. Agha sudah lelah dengan janji-janji teman, mantan, salesman, dan pemerintah. Ia pun memulai hidup, juga dengan air yang mengalir, kemana pun berlabuh adalah takdir.
Dan Takdir mempertemukan mereka di sebuah ruangan berbuku dan bersyair indah. Didasarkan pada keadaan yang sama, mereka yang sebenarnya memiliki hati yang bergejolak. Lalu Mereka berteriak, mulai memberontak pada keadaan.
Cinta mereka adalah pemberontakan terhebat. Namun liliana adalah edelweiss, yang selalu dipanjat agha, tetapi tidak bisa dipetik. Si walikota adalah gunung yang menjulang, penguasa edelweiss itu.
Mampukah agha mendapatkan cinta liliana? Mampukan mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka berontaki?
"engkau adalah cinta yang membuatku berasa. Engkau akan selalu ku raih setiap masa. Nafas yang kau hembuskan adalah nafas yang kuhirup. Jalan yang kau injak adalah jejak yang kuikut. Tetaplah pada pantauan, karena aku hanya punya pandangan. hatiku tidak bisa menerka, meski cinta itu percaya. Tetaplah pada jalan hatimu, bukan jalan mereka. Karena hatimu sudah tentu hatiku."
-Agha-