BANGTAN : BANGsat Tapi tAmpaN (Tamat)
  • Reads 149,700
  • Votes 9,431
  • Parts 75
  • Reads 149,700
  • Votes 9,431
  • Parts 75
Complete, First published Nov 29, 2017
[HARAP FOLOW SEBELUM MEMBACA, PLAGIAT JANGAN MAMPIR. HUS HUS]


********


Seri BTS 1

#peringkat 2 (17-05-18)

Di sini gw bakalan ngenalin gimana BTS jadi pada bangsat dan Bad Boy



*Banyak Typo
*Cerita Pertama
*Nggak jelas
*Bahasa tidak baku


Harap di maklumi :D

•...•...•...•...•...•...•

DON'T COPY PASTE

Story and Written by Renata Herzerave


Apabila ada nama tokoh maupun peristiwa dan tempat serta kejadian yang sama dengan cerita ini, semua hanya kebetulan. Cerita ini fiktif, hanya rekaan atau imajinasi penulis semata.

By:Renata Herzerave
All Rights Reserved
Sign up to add BANGTAN : BANGsat Tapi tAmpaN (Tamat) to your library and receive updates
or
#40bandel
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Sweet Bullying | Jeon Jungkook✔ cover
MISSION OF THE VAMPIRE cover
Najis🌸Kth✔️ [edited] cover
Hanya Sekedar Sahabat?✅ cover
Man Fill My Heart♡  [END] cover
First Love ; kth ✔ cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.