Aku pernah bertanya padanya. "Apakah aku ini salah? Aku mencintai orang yang salah! Cintaku benar benar adalah sebuah kesia siaan!" Dia kemudian menjawab dengan santainya "Cinta itu nggak pernah salah, Ta. Yang namanya cinta itu nggak pernah salah" Dengan mudahnya dia berkata seperti itu, sedangkan dia tidak mengerti bahwa selama ini orang yang selalu kuceritakan adalah dirinya sendiri. Ia bahkan sering sekali mencurahkan segala isi hatinya, entah itu tentang dirinya, orang yang dicintainya, keluarganya juga teman temannya. Apakah dia tak sadar ada orang yang terluka dibalik semua itu? Tak sadarkah dia setiap kali dia bercerita tentang orang yang dicintainya, aku hanya bisa menyembunyikan lukaku semakin dalam? Aku juga sempat bertanya padanya "Aku mencintai teman dekatku sendiri. Yah, bisa dibilang sahabat. Aku tau dia tidak mencintaiku, tapi aku ingin dia melirikku sekali saja. Sekarang, apa yang harus aku lakukan kalau aku mencintai sahabatku sendiri? Sedangkan aku tau kemungkinan besar aku tidak akan berhasil?" Aku masih ingat benar dengan jawabannya. Dengan mudahnya dia mengucapkan hal ini tanpa bisa peka dengan maksud dibalik pernyataanku. "Oh, itu ga bisa Ta. Bener bener ga bisa kalo gitu. Itu artinya kamu yang harus mundur.."