@cover by Badriklisiansyah Hmmm... aku heran orang-orang menganggapku pendiam. Mungkin karena tak banyak bicara. Sesungguhnya aku hanya belum menemukan lawan bicara yang pas termasuk istriku, walaupun beratus hari sudah kulewati dengannya. Dia sama seperti wanita kebanyakan. Pemalu. Malu-malu tapi mau. Ah... munafik. Ha... ha... Apa aku mencintainya? Mungkin lebih tepat aku butuh dia. Tentang cinta, entahlah. Aku tak pernah begitu merindukannya. Malah aku sangat enjoy jika ada tugas keluar kota. Itu berarti bisa cuci mata dengan bebas, tanpa harus menyakiti perasaannya. Wanita kadang-kadang lebay. Lirik perempuan seksi dikit, katanya jelalatan. Padahal itu kan, rejeki nomplok. La wong yang di rumah pakainya daster yang sudah bolong sana-sini, bau apek karena malas mandi, dan wajah kusam. Hadeh... Apalagi sekarang, sejak melahirkan anak pertama dia semakin gemuk. Ah... makin tak berselera saja aku melihatnya. Berhubung tak ada pilihan lain, ya sudahlah. Kalau ada pilihan lain. Kenapa tidak he... he... Apalagi aku adalah lelaki normal. Masih suka dengan yang kencang, seksi dan liar. Seperti dia, wanita yang saat ini berada di hadapanku.