Tentang Arza, yang kehilangan alasan untuk memikirkan masa depannya.
Dan tentang Abil, yang membuang masa lalunya, pun memilih persetan dengan yang namanya masa depan.
Tentang mereka, yang tidak mampu lepas dari ego dan rasa, mengalahkan keberadaan logika.
Seperti kisah remaja dewasa yang belum mampu berpikir dewasa, Abil dan Arza dipertemukan oleh waktu, dan dipisahkan jua olehnya.
"Untuk apa memikirkan masa depan jika Ariza, Mom, dan Dad mau memikirkannya untukku? Tidak penting jadi apa, berakhir di mana, atau melalui jalan selanjutnya dengan cara apa. Keinginanku sudah hancur bersama warna-warna yang menghilang dari duniaku."-Arzahira Jingga E.R.-
"Ha! Apa gunanya masa lalu? Itu sudah lewat, tidak perlu diingat-ingat. Berharap untuk masa depan? Lebih baik berusaha sekarang, daripada terjebak dalam angan."-Niko Abil-
___°^°___
Genre: Teen Fiction
Status: republish
___°^°___
Attention:
"Mengandung kata-kata kasar dan umpatan. Jangan ditiru, ntar bibirmu ndower."
"Amburadul, revisi dibatalkan. Republish naskah asli dengan revisi #1 (revisi yang sudah dilakukan sejak jaman baheula)"
Welcome and enjoy reading,
Hoseki.
Pertama kali di-publish: 4/12/17
Selesai di-publish: 13/03/18
Republish: 10/10/18
[COMPLETED]
Keira benci Sosiologi. Tapi, Keira mecintai Malvin guru PPL muda Sosiologi.
Malvin tergila-gila dengan Sosiologi dan membenci Geografi. Padahal, Keira sangat menyukai pelajaran tersebut.
Semesta akan mempertemukan Keira dengan Malvin melalui satu cara; Sosiologi.
Tapi, Keira benci Sosiologi. Gimana dong?
Bisa nggak dia sama Malvin sama-sama menyukai Geografi aja?