Tentang Dia yang Ada di Bumi
  • Reads 37,017
  • Votes 811
  • Parts 47
  • Reads 37,017
  • Votes 811
  • Parts 47
Complete, First published Dec 10, 2017
Aku masih ingat, bagaimana kamu mengubah sesak menjadi tawa, dan luka perlahan pudar. Bersama akar-akar kebahagiaan, kamu besarkan keceriaan. Tumbuhlah senyum, aku petik setiap hari, dan ia tak pernah habis hanya dengan perlakuanmu yang manis.

Saat itu, dengan hubungan yang menentang peraturan, aku berpikir bahwa diriku hanya akan menjalani hari-hari penuh sekat denganmu. Dan aku siap, bila memang harus begitu. Kamu pun menguatkan aku, memberiku semangat, bahwa aku gadis yang kuat dan perlahan menjadi yang lebih dewasa.

Sejak awal memulai, tak hanya peraturan yang menentang, tapi juga orang-orang. Aku berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, membuktikan bahwa aku dan kamu tak akan menjadi beban di dalamnya. Namun ternyata, berakhir aku sendiri, lagi.

Dengan sangat tiba-tiba, kamu meminta untuk menyudahi hubungan ini dan menunggumu hingga waktu mengizinkan kita untuk sama-sama kembali. Dan dengan sangat tiba-tiba pula, air mata ini jatuh dengan derasnya, dada ini sesak seperti di hantam palu yang amat besar.

Aku memilihmu karena kamu berhasil membenarkan hati yang sempat hancur, tak aku sangka kamu juga yang menghancurkannya. Tapi aku akan tetap ada di sudut ruang yang sepi, menunggumu kembali,

Mengambil serpihan hati, menyatukannya lagi, untuk yang kedua kali.
All Rights Reserved
Sign up to add Tentang Dia yang Ada di Bumi to your library and receive updates
or
#45php
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
 ELGARA [ CHAPTER OF LIE ] cover
 My Birthday [TERBIT] cover
Sabiru Dan Lukanya (HIATUS) cover
Alkana Maheswara [End] cover
Bintang itu belum redup cover
Novel Review - Mariani Marzz cover
Infinity Love [Version 1]  cover
[1] 00.00 AM cover
TEMPAT TERAKHIR [On Going] cover
Thallasophile|Senja Terakhir cover

ELGARA [ CHAPTER OF LIE ]

13 parts Ongoing

Langit berseru atas pertumpahan darah yang terjadi, semua telah menutup mata hingga lupa bagaimana ia bisa sampai disini, tawa tidak lagi terdengar, air mata tidak lagi keluar, dan marah tidak lagi dapat di lampiaskan, bagaimana keadaan mereka? mengapa jiwa dan raga mereka telah mati? bagaimana dengan janji yang mereka ukir dahulu? Dendam, keabadian, dan persahabatan menyatu dalam nadi yang sama, janji untuk terus bersama kian dihancurkan dengan ego dari setiap manusia, hanya tuhan yang tahu siapa dalang di balik kehancuran dalam ikatan persahabatan ini. 20.08.2023