ken·da·ti p 1 kata penghubung untuk menandai hal tidak bersyarat; meskipun; biarpun: -- banyak yang tidak datang, rapat dilangsungkan juga; 2 jangankan: -- mengirim oleh-oleh, mengirim kabar saja tidak pernah;
"Kendati memilih pria yang sungguh mencintainya, dia menikahi pria yang nggak pernah menganggapnya."
"Perempuan begitu. Lihat harta, goyah keyakinannya. Asalkan hidup bisa foya-foya, pasti menghalalkan segala cara."
"Dia yang jadi alasan suami dan istri itu bercerai. Apa nggak mikir karma itu berlaku? Bagaimana orangtuanya mendidik anak gadis mereka?"
"Keterlaluan memang ulah perempuan itu. Tampaknya selingkuh merupakan hobi turun-temurun dari ayahnya. Kasihan ibunya. Sudah kerja membesarkan anak seorang diri, masih juga menerima kabar anaknya menjadi selingkuhan."
"Dia sekolah dibantu keluarga majikannya malah menusuk dari belakang. Semoga Tuhan tidak tidur untuk membalas perbuatannya pada si istri."
"Kendati memiliki perasaan, mempunyai hati saja masih disangsikan. Perempuan itu terlalu kejam dimasukan sebagai kaum hawa."
Aku terima semua yang dibicarakan mereka. Mungkin aku sekejam yang ditudingkan mereka. Bisa jadi sehina apa yang mereka pikirkan.
Tapi ibuku...
Turunan hobi selingkuh? Hahaha, tahu apa mereka soal selingkuh? Siapa yang bisa menjelaskan padaku makna kata selingkuh?
Jika mencintai pria itu dalam diam selama bertahun-tahun lalu takdir membawaku pada kesempatan itu, masihkah aku yang disebut wanita simpanan, si selingkuhan, pelakor, atau tukang tikam?
Kenali aku. Tahu cerita. Setelah itu, silakan jika ingin menghujatku.
Karena aku, bukan membuat pembelaan. Aku berhak memaparkan kejujuran. Sebelum lebih banyak makian datang padaku.
Layaknya perempuan lain, aku
・
・
masih berhak bahagia. Di sini.
"Apa bersamanya ngebuat lo bahagia?"
"Mungkin."
"Dan gue?"
"Nggak pernah ada komitmen di antara kita. Jadi lo siapa gue?"
"Oke... selamat buat hari besar lo berdua."
"Makasih."
Narumi tidak pernah menyangka akan terlibat perasaan dengan mertuanya sendiri.
*Cover bikinan temenku @dewandaru
Banyak adegan 1821-nya. Bocil jauh-jauh sana!