Bagi Andira, Fian dan Alfa ibarat high heels dan sepatu kets.
High heels dengan keangkuhan, kemewahan, dan kesempurnaannya mengingatkannya pada Fian. Meski menyebalkan, Andira mengakui Fian memiliki semua hal yang diidamkan cewek padanya. Ibaratnya, Fian adalah high heels hasil rancangan Stuart Weitzman. Mewah, mahal, dan hanya bisa dimiliki oleh orang tertentu saja. Bahkan meski Fian "dibuat" untuknya, Andira selalu merasa minder didekatnya. Ia merasa seperti gaun yang sama sekali tak pantas untuk high heels berkelas seperti Fian.
Sepatu kets. Bebas. Santai. Cuek. Apa adanya. Seperti Alfa. Cowok yang tak sengaja Andira kenal. Meski Alfa juga menyebalkan ( dengan cara yang berbeda) tapi Andira akui, Alfa cowok yang menyenangkan dan penuh kejutan. Alfa bisa membawanya keluar dari "dunia putri kerajaan" yang diciptakan mama dan neneknya. Mencoba hal-hal yang selama ini hanya bisa ia bayangkan. Bersama Alfa, Andira tak perlu memasang topeng "putri" yang selama ini membatasi ruang geraknya. Ia juga tak perlu cape mencari gaun yang cocok untuk sepatu ketsnya.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-