"Dia bokap gue, seburuk-buruknya dia, gue masih sayang. Gue tau, perjalanan ini nggak akan mudah. Bahkan, gue nggak bisa jamin kita bakal kembali ke petak ini lagi. Jadi gue nggak bisa maksa kalian buat ikut.", jelas Fahrenheit Schalasta , terselip rasa sesal seiring terlontarnya kalimat barusan.
"Jujur gue takut, Ren. Tapi gue lebih takut lagi, liat lo sendirian ke sana. Gue ikut.", balas Celcius Ritcher.
"Sorry, gue nggak bisa ikut kalian.", timpal Reamur Ritcher, kepalanya tertunduk.
Selsie menatap bingung kembarannya, sementara Fahren mengangguk pelan.
"Gue nggak ikut kalau Fahren mukanya masih lecek gitu. Hehehe. Gue ikut gays.", sambung Amor tiba-tiba.
Fahren tersenyum, mengacak rambut gadis yang tertawa barusan.
"Gue ikut.", sela Exel, datar seperti biasanya.
Amor membentangkan tangannya lebar - lebar, berusaha merengkuh ketiga sahabatnya itu.
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca]
The Billionaire Prison
[Love is Difficult]
Sungai Thames, London. 📌
"Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras.
"Baik sir, tapi bagaimana dengan wanita itu?"
Lelaki itu berjalan pelan, melangkahkan kakinya menuju layar besar yang memperlihatkan seorang gadis tengah meringkuk dikasur. Dia tersenyum miring."Bawa dia ke kamar ku."
Pengawal itu kembali mengangguk mendengar perintah tuannya dan langsung bergegas menuju pintu keluar yang ada di balik lorong gelap.
"Kali ini, tak ada yang bisa menyelamatkan mu." Ucap lelaki itu dengan nada sinis.
Suaranya mendesis dan terdengar sangat berat dan dalam seolah menyiratkan sesuatu yang besar dan gelap akan terjadi sebentar lagi.