Kerikil-Kerikil FaRa
  • Reads 43
  • Votes 4
  • Parts 3
  • Reads 43
  • Votes 4
  • Parts 3
Ongoing, First published Dec 13, 2017
Assalamu'alaikum.
Panggil saja aku FaRa. Ini adalah serangkaian kisah menapak dan beberapa jejak perjalananku selama di bumi pertiwi. Aku berharap bisa menjadi pengingat ketika memori sudah tak sekuat hari ini dan bermunajat bisa bermanfaat seperti pohon untuk anak-cucu nanti. 😊
___
Kata orang aku pendiam. Tapi kataku; hanya tidak banyak bicara.

Sesekali aku memang lebih suka diam. Tapi juga tidak terus-terusan. Aku diam karena ingin memahami lebih dekat. Aku diam karena ingin perkenalan selanjutnya lebih akrab. Aku diam karena ingin mengetahui sejauh mana kita bisa bersahabat. 

Bukan. Bukan karena ingin bersikap pilih-memilih dalam berteman. Bukan juga karena ingin membatasi pergaulan. Aku siap bersaudara dan bersahabat dengan siapa pun (selama tidak memengaruhi aqidah dan akhlak). Sebab, perintahNya memang demikian. 

Hanya saja, aku menyadari bahwa rambut memang sama hitam, tapi Qalbu (hati) tidak ada yang tahu. Jadi, selama nun ke nun kita belum saling mengerti, belum saling melengkapi, alangkah baiknya suara ditahan dan mulutku ditutup dulu. 

Semoga Allah memelihara kita dari kesalahpahaman dan senantiasa menggenggam hati dalam kehangatan serta menjauhkan kita semua dari keangkuhan. Aamiin []😊
___
Wa'alaikumussalam. 
*FaRa
All Rights Reserved
Sign up to add Kerikil-Kerikil FaRa to your library and receive updates
or
#73diaries
Content Guidelines
You may also like
System Login Tingkat Dewa by Mu_Luan
169 parts Ongoing
Pengantar karya Lu Yuyan melakukan perjalanan ke dunia di mana peri dan setan merajalela. Dia hampir mati tercekik begitu dia tiba. Dia berhasil menyelamatkan nyawanya dengan lidahnya yang tajam, hanya untuk menemukan bahwa dia telah melewati sebuah buku! Tidak hanya dia adalah umpan meriam, pemilik aslinya juga seorang pembangkang. Ini hanyalah permulaan dari neraka! Tepat ketika dia sedang memutar otak tentang cara melakukan serangan balik! Dia tiba-tiba terikat pada sistem Login! [Ding,Proses login berhasil, selamat kepada tuan rumah karena telah mendapatkan Glazed Innocent Body!] [Ding,Berhasil login, selamat kepada tuan rumah karena telah mendapatkan Pedang Ilahi Lihuo!] ... Lu Yuyan login dan menjadi lebih kuat, sama sekali tidak menyadari bahwa orang memiliki kemampuan membaca pikiran! Jun Lanshang: Hah? Apakah aku adalah Dewa Abadi di Sembilan Surga? Apakah dia jatuh ke dunia fana karena dijebak oleh penjahat? Dia telah disegel dan dikutuk dan tidak bisa berlatih kultivasi. Siapa pun yang mendekat akan mati? Apakah dia bintang yang jahat? Jun Lanshang: Apakah kamu takut dengan Yu Yan itu? Lu Yuyan: Tentu saja takut! Jun Lanshang: "..." Ekspresi sedih di wajahnya! Jun Lanshang memasang wajah dingin: Wajah giok itu harus menjauh dariku mulai sekarang! Lu Yuyan tersenyum misterius: Aku bisa mematahkan kutukan itu, jangan takut! Jun Lanshang tampak menyayanginya: Dasar bajingan kecil, kamu benar-benar pantas dipukul!
You may also like
Slide 1 of 10
Bertani di dunia binatang penjahat kecil sangat lengket cover
Kutukan Dewi Ishtar cover
Heaven Official's Blessing Novel (TGCF) cover
TRAIL THE UNBOUND SOUL | Fangs of fortune cover
ᴀʟᴠɪᴀɴ ᴅᴇᴀɴᴅʀᴀ ᴄᴀᴋʀᴀᴡᴀʟᴀ (Revisi) cover
SHINBI HOUSE×READER [REMAKE] cover
Kehidupan Ketiga Cale Henituse cover
Time Travel: Zombie Apocalypse World  cover
Young Soul Again || Time Travel  cover
System Login Tingkat Dewa cover

Bertani di dunia binatang penjahat kecil sangat lengket

142 parts Ongoing

Setelah sebuah bom menghantam pangkalan, Si Yan tertegun. Ketika dia bangun, ada empat anak ular penjahat lucu di depannya yang akan membunuhnya di masa depan. Dalam novel aslinya, kakinya dipatahkan oleh anak keempat, lengannya dipatahkan oleh anak ketiga, matanya dibutakan oleh anak kedua, dan jantungnya ditikam sampai mati oleh bosnya. Si Yan menendang kakinya. Tidak, saya tidak bisa berbaring! Namun, setelah dia berterus terang... Bos: "Menurutku macan hitam itu bisa menjadi ayah kedua kita." Anak ketiga: "Elang Putih lebih cocok." Anak keempat: "Jelas Serigala Perak lebih baik." Anak kedua: "..." Khayalan Ular: Saya berpikir untuk menaruh topi padanya setiap hari. Dia benar-benar anak yang baik.