SINOPSIS Zulfikar, wartawan majalah Mabrur, bermimpi mengikat janji suci dengan seorang wanita pada sebuah tugu di padang yang luas. Dalam mimpi itu, ia berpasangan dengan seorang gadis yang sangat cantik yang mengenakan cadar dan bermata jeli. Zul, nama panggilannya, yakin mimpinya bukan mimpi kosong, Ia pun berusaha mewujudkannya. Zul mencari orang yang bisa menakwilkan mimpinya. Seorang wanita paranormal mau menafsirkan namun meminta bayaran yang menguras hartanya. "Ikutilah kata hatimu, karena harta yang paling berharga adalah hatimu,' kata si Peramal. Abu Wasir, kakek angkatnya meminta agar Zul tidak mengikuti mimpi itu. Bahkan ia mau memberikan perusahaanya, biro travel haji, sebagai pengganti agar Zul melupakan mimpi itu. Alasannya, karena sang Kakek tak mempunyai keturunan dan ingin Zul melanjutkan usahanya. Namun Zul tidak mau dibangunkan dari mimpinya. "Hanya dengan mimpi aku memiliki gairah hidup. Bila mimpi sudah kugadaikan, maka untuk apa aku hidup..." katanya. Suatu ketika, Zul mendapat rezeki tak terduga menjadi petugas haji. Di Saudi, Zul berkenalan dengan dokter haji bernama Zalwa. Dokter muda itu menaruh harapan padanya, namun Zul percaya dokter itu bukan Gadis yang ada dalam mimpinya. Padahal banyak pemuda yang menaruh hati pada sang dokter. Seorang petugas haji, Bidan Gayatri menasihati agar Zul mempertahankan mimpinya dan Zul melupakan Zalwa. Ternyata keponakan sang Bidan, seorang mahasiswa yang kuliah Mesir, Faizal kepincut dokter muda itu. "Kamu tidak bisa membuat besi menjadi berlian. Tapi kamu bisa membuat mimpimu menjadi kenyataan. " nasehat Bidan.Akhirnya Zul difitnah Faizal, sehingga ia diasingkan ke masjid terapung di pinggir laut Merah.