Ku memang berselimut Berselimut dengan sehelai permadani yang katanya banyak orang mendambakannya Di dambakan katanya Dan tidak sama sekali menciptakan suasana hampa Namun hati ini telah salah menelaah Hati ini belum ada yang menghuni Kosong hampa tanpa penghuni Berserak setumpuk keinginan Yang tak tersampaikan Lalu selama ini apa Yang katanya di panggil permaisuri Tapi tak pernah duduk di tahta Di panggil cinta Tapi tak pernah kasmaran Lalu ini apa Jiwaku masih terbelenggu Disini aku masih sendiri berkelana Tak ada tujuan singgasana pasti Lalu dia apa Yang katanya siap menjadi kan ku permaisuri Yang selalu di usap lembut Rambutku dengan tangannya berisi beribu mutiara tanpa balas Alahh semua itu omong kosong Tak ada namanya permaisuri Ketika membutuhkan secuil sinar sentuhan Tapi tak pernah di hiraukan Itu yang kau bilang ingin menjadikan ku permaisuri Tak usah berkelit Kau telah dusta Ku tak percaya lagi akan muslihatmu Bahkan ku tak percaya kasmaran Apa kasmaran yang hanya sekedar buaian lewat keindahan mata memandang Semua itu cuma di cerita dongeng Yang mana pangeran langsung bertemu dengan sang putri dan hidup bahagia Kau pun bukan pangeran di dalam cerita itu Kau lebih cocok menjadi seorang preman jalang Yang ketika baru kasmaran Selalu kau puji permaisurimu sehebat hebatnya Tapi sudahlah aku tak percaya adanya rasa itu Mungkin dulu aku mengambil langkah yang salah Menjerumuskan ku sendiri ke dalam hubungann entah berantah Yang selalu menyayat hati ketika ku diamAll Rights Reserved
1 part