Aku menatap tajam kearahnya. Makin lama wajahnya semakin dekat dengan wajahku. Aku pikir dia tidak main-main dengan ucapannya. Setelah wajahnya dekat 3 cm dengan wajahku, aku langsung meludahinya. "Cuuih" "Bangsat, apa yang lo lakukan jalang" cecarnya begitu tajam. Setelah wajahnya sudah ia bersikan, dia langsung menampar pipi kiriku dengan keras. Plaaak... Suara tamparan itu menggema di penjuru ruangan. Bukannya meringis atau menunjukkan rasa sakit, aku malah tertawa dengan keras.