Kalau boleh tukar hidup siapa yang paling kuingin kan, sudah pasti aku akan menjawab hidupnya Emma Watson. Maksudku dia kan cantik, cerdas, jago acting, kaya, apa lagi sih yang kurang dari dia. Orang yang sempurna kayak dia apa punya masalah ya? Seperti misalnya nangis cuma karena gak lulus-lulus di materi bangun ruang, atau muka kusam kelamaan ketemu matahari? Ah udah lah gak penting. Lagipula hidupku juga bagus kok. Ada ayah dan bunda yang sayang padaku, ada Jira yang selalu ada buat dengerin curhatan ku, ada kartu gold yang siap menemani ku ke mall tiap sabtu. Sayangnya sih otak ku cuma sekecil biji bawang, eh emangnya bawang ada bijinya? Entahlah. Pokoknya intinya aku membutuhkan bantuan dalam hal pelajaran. Dan Brain Storm adalah satu-satunya penopangku. Awalnya sih ku kira begitu. Tapi kenapa masuk kedalam Brain Storm ini membuat hidupku jadi makin ribet? Aku kan cuma mau menaikkan nilai ku yang keburu terjun bebas, bukannya nyari masalah. Uh, untungnya pengajar ku cakep, jadi keputusan ku untuk masuk kedalam Brain storm sepertinya gak salah. Atau justru aku akan menyesalinya?
8 parts