Keki. K-e-k-i. 1 kata yang entah berapa kali sudah aku ucapkan selama 2 hari ini. Total, sudah 3 hari aku resmi menjadi seorang isteri. Tepatnya, sudah 3 hari resmi terpaksa menjadi seorang isteri. Kalian tentu bisa menebak pernikahan seperti apa yang aku jalani. Pernikahan ini jelas tidak atas kemauanku. Dan mungkin juga, bukan kemauan dia. Namun, kami menikah bukan karena salah satu dari kami menggantikan orang lain, bukan karena utang-piutang, bukan karena balas budi, bukan juga karena ketangkep hansip di lingkungan yang memang punya peraturan tentang jam keluar malam. Kami berdua menikah pure karena kemauan orangtua kami. Tepatnya kemauan Almarhum Ayahku dan Ayah mertuaku. Ayah dan Ayah mertua memang berkawan sejak lama; sejak SMP. Hubungan antara keduanya benar-benar seperti saudara kandung. Saking dekatnya, mereka berdua sampai memutuskan untuk menjadi besan bila usiaku sudah menginjak 17 tahun. Sayangnya bulan kemarin usiaku genap 17 tahun dan diawal bulan ini, aku dan anak laki-laki teman Ayah benar-benar disatukan dalam ikatan pernikahan.