" Aku bahagia dalam diamku " kata kata itu yang selalu terlontar dalam kiasan bibir tipisku, aku yang selalu bahagia bersama mu setiap waktu bahkan aluran jam dinding itu selalu merindu tuk bersamanya, hampir saja ku terlena pada waktu karna khilafnya diriku pada waktu. Jika pun dari ku berkata jujur, aku nyaman bersamanya dan ku merasa dia pun nyaman bersama ,tak ku temui sedikitpun rona wajahnya yang menampakkan kesedihan, yang ada dia adalah pengobatku kala sedih bergelayut di jiwaku.
Saat ku bersamanya ku temui perubahan pada diriku mengajakku untuk lebih denganNya dan untuk lebih mencintaiNya dengan sesuatu yang tak pernah terbesit dalam anganku tapi aku yakin aku akan lebih baik lagi dengan perubahanku itu. "kau adalah orang yang dikirim Allah untukku" batinku dalam diamku. Menghafal ayat ayat suci alquran yang membuatku berubah segalanya dan ku merasakan nikamat yang tak kau bayankan sebelumnya. Hingga tak ku sadari belakangan ini,dimanakah kau kini? tiba tiba menghilang ,aku mulai khawatir bukan lagi berhari hari bahkan sebulan lebih ku tak berjumpa denganmu, aku risau sungguh risau pilu hatiku. Dimanakah kau saat ini? disaat diamku ini menahan semuanya, semua perasaan yang telah bertumpuk lusuh, sampai ingin ku katakan padamu, bahwa aku mencintaimu dalam diamku tapi apalah arti itu semua jika kau tak punya sedikit pun ruang kosong untukku, aku memahaminya itu karna utu sungguh mustahil bagiku.
Dan akhirnya ku menemukanmu di ruangan yang berpintu kaca dan bercat serba putih semua, aku tak tau apa arti itu, ekor mataku menyibak sosok kau diatas ranjang putih semakin fokus ku melihatnya tiba tiba ku meneteskan air mata dan itu kau yang ku maksud, apa yang sedang terjadi padamu? hati dan jiwaku mulai berantakan tak tentu arah ku meronta ronta pada dokter agar di sembuh sedia kala. Akankah Tuhan mengabulkan doaku? sembuhkanlah dia ...
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.