Nana selalu bingung tentang dirinya. Tentang jati dirinya yang katanya berbeda dengan orang pada umumnya. Bukan, Nana bukan gadis yang buruk. Nana hanya berbeda dari yang lainnya. Jika yang lain mudah bicara sesuka hati mereka namun tidak bagi Nana. Bicara baginya bukan hal yang mudah. Nana selalu berkeringat saat harus disuruh bicara. Dia tidak bisa mengekspresikan apa keinginannya lewat suara. Nana gadis yang baik, cantik dan pintar. Tapi menjadi baik, cantik dan pintar tak cukup baginya untuk punya banyak teman. Karena kelemahannya ini, ia jadi seorang yang penyendiri. Dan akan selalu sulit baginya untuk punya teman berbagi. Dia sudah tertinggal jauh untuk meraih perhatian teman-temannya.
Saka, teman satu sekolah Nana mulai tertarik dengan sifat temannya ini. Dia mulai mendekati Nana, walau harus menerima penolakan berkali-kali. Nana selalu takut jika ada orang seperti Saka. Pura-pura mendekatinya hanya untuk tertawa sesudahnya. Tak ada yang benar-benar ingin berteman dengannya, termasuk Saka. Namun karena kebulatan hatinya, Saka mulai bisa diterima oleh Nana. Paling tidak Nana sudah mau bicara padanya walau bisa dihitung jari jumlahnya. Dan semakin hari, semakin banyak Nana bercerita padanya. Dan dari situ Nana yakin, Saka memang sungguh-sungguh ingin berteman dengannya.
Sampai suatu hari, mendadak Nana berubah dari biasanya. Dia jadi pandai bicara, lebih lincah dari teman-temannya. Entah karena apa, teman-temannya masih menerka. Mungkinkah Nana, menemukan jati diri yang baru? Atau karena Saka?
Rinea menyadari bahwa dunia yang ia tinggali selama ini ternyata dunia novel, yang mengisahkan tentang ketua geng motor SMA dan juga gadis baik hati polos pujaan hatinya.
Sementara Rinea, hanya pemeran figuran saja, yang akan berakhir bunuh diri karena tidak tahan perlakuan kejam oleh keluarga angkatnya.
Bertekad mengubah takdirnya, justru Rinea malah bertemu dengan Exel, antagonis pria dalam novel.
Awalnya hanya menjadi nanny di apartemen Exel saja, tapi kenapa tiba tiba sang antagonis melamarnya?
*****
Gadis figuran kalem jenius x Pemuda antagonis dingin bucin