Setelah Tidak Denganmu
  • Reads 1,475,779
  • Votes 69,365
  • Parts 57
  • Reads 1,475,779
  • Votes 69,365
  • Parts 57
Complete, First published Dec 27, 2017
Sekali lagi ingin kusampaikan, 
tanpamu, aku baik-baik saja. 

Awal perpisahan aku sempat tak menerimanya. 
Hari ini aku bersyukur 
tak ada lagi kamu di hidupku. 

Memang benar, kehilangan itu 
akan menuntun untuk bertemu 
seseorang yang lebih baik. 

Kuikhlaskan kamu menjadi kenangan selamanya. 
Tak perlu khawatir bagaimana hari-hariku 
yang tak lagi mengkhawatirkanmu. 

Kuharap hidupmu menyenangkan, 
tak ada rasa sedih karena hatimu dipatahkan. 

Terima kasih sudah pergi.

Ilustrasi Cover By www.shutterstock.com
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Setelah Tidak Denganmu to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Aksara Tak Bertuan  by cahayakamila24
21 parts Ongoing
Di sini, tak semua kata harus rapi, tak semua rasa harus dijelaskan. Aksara Tak Bertuan adalah kumpulan puisi yang menggambarkan segala yang terbuang, tersembunyi, dan terlupakan, dari luka yang memar, cinta yang tak pernah cukup, hingga amarah yang membakar jiwa. Di antara harapan yang terkikis, ada kejujuran yang sulit diungkapkan, korupsi yang merusak keadilan, dan sindiran tentang dunia politik yang kadang lebih mirip drama sinetron daripada kenyataan. 🎭 Dari ketidakpastian hingga kebenaran yang terlupakan, Aksara Tak Bertuan menyajikan sebuah kekacauan yang justru memberi kebebasan. Di sini, tidak ada yang terlalu lurus, tak ada yang terlalu indah, hanya kata yang menari liar, bebas dari aturan dan batas. Catatan penting: Jangan dijiplak, ya. Nanti aksaranya ngamuk, lompat dari kertas, terus nendang-nendang inspirasimu! 😜✨ Berkaryalah dengan hati, biar karyamu punya nyawa sendiri, bukan cuma bayangan dari karya orang lain. Kalau gagal? Nggak apa-apa, yang penting nggak nyontek! 💪 Disclaimer: Puisi ini random banget, tergantung isi hati, pemikiran, dan mood penulis. Jadi, kalau tiba-tiba ada puisi galau di tengah-tengah puisi yang lucu, jangan kaget! Penulisnya kadang nulis sambil merenung, kadang sambil ngemil mie instan. Hasilnya? Ya begini, aksara rasa bumbu spesial, dan ya... Kadang ada keresahan penulis soal dunia. Kadang ada tentang cinta, kadang ada tentang harga cabai naik, kadang juga ada tentang pemilu yang bikin pusing. 🤷‍♀️ Penulisnya bebas banget Kalau lagi galau, puisinya nangis. Kalau lagi lapar, puisinya ngomongin keadilan sosial buat semua perut! 🍜✊ Warning: Puisi ini isinya sangat berat, jadi yang baca jangan baperan, ya. Kalau tiba-tiba galau atau tersinggung, itu artinya puisinya kena di hati kamu. Jangan salahin penulisnya, salahin perasaanmu sendiri! 😜❤️ Apalagi kalau udah berbau agama atau politik, hati-hati kalau tiba-tiba merasa disindir. Ingat, ini puisi, bukan kode keras buat hidup kamu! 😉✨
Antara Hijab & High heels by shalmhyra_
18 parts Ongoing
Hari itu, Heidy merasa dunianya runtuh. Di atas meja kayu jati di ruang tamu yang megah, sebuah tiket pesawat dan surat pengantar dari ayahnya tergeletak dengan tenang. Pesantren Al-Muhajirin, El-Mansuriyah, Irak, tempat di mana ia akan dikirim untuk "memperbaiki diri" seperti yang dikatakan orang tuanya, terasa seperti sebuah penjara jauh dari kehidupan yang ia kenal. Bagi Heidy, itu adalah keputusan yang tak masuk akal, keputusan yang merenggut kebebasannya. Ia mengingat percakapan terakhirnya dengan ibunya, Amira Zehra Nabaa, wanita elegan dengan pandangan hidup yang konservatif. Amira yakin bahwa pesantren akan mengembalikan Heidy ke jalan yang benar, membentuknya menjadi perempuan yang lebih taat dan beradab. Ayahnya, Rasheed Said Al-Ahmar, seorang pengusaha sukses, tak pernah menentang keputusan istrinya. Bagi mereka, Heidy adalah anak yang perlu diarahkan, perlu dibimbing, dan mereka tak segan menggunakan cara apa pun memberontak, namun kata-kata ibunya terdengar seperti tembok tebal yang tak bisa ia tembus. "Umma, aku bisa belajar tentang agama di sini, di Baghdad. Kenapa aku harus pergi ke tempat itu? Aku sudah cukup dewasa untuk tahu mana yang benar dan salah," protes Heidy, suaranya bergetar menahan emosi. "Tidak, Heidy," balas Amira dengan nada yang tak bisa ditawar. "Di sini, kamu terlalu banyak godaan. Kamu sudah diberikan kesempatan disini dengan berkuliah. Namun, kamu tetap tidak berubah dan malah melanggar lebih jauh. Heidy, Kami ingin kamu fokus, menjauh dari segala hal yang bisa merusakmu." Heidy menatap ibunya dengan pandangan penuh luka. "Jadi ini hukuman karena aku memilih jalan hidupku sendiri? Karena aku tidak seperti yang Umma harapkan?" tanyanya, suaranya kini penuh dengan kekecewaan. Amira menghela napas, mencoba meredakan ketegangan. "Ini bukan hukuman, sayang. Ini demi kebaikanmu. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu."
You may also like
Slide 1 of 10
MENDUNG | END ✔️ cover
Gema Asa di Ujung Senja cover
Aksara Tak Bertuan  cover
Sajak Senja cover
Antara Hijab & High heels cover
30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING] cover
Filsafat Cinta [SELESAI] cover
TANPA PAMIT cover
Sederas Hujan cover
Big Love cover

MENDUNG | END ✔️

34 parts Complete

"Dia tidak tau apa itu cinta. Untuk itu ia butuh seseorang untuk menjelaskannya. Bukan cinta yang hanya sekedar singgah dan pergi dengan memaksa." Aku ingin merasakan damainya hujan. Bukan Mendung yang datang tanpa kepastian. Aku ingin hangatnya mentari. Bukan Mendung yang hanya menutupi cerahnya hari. Aku ingin seseorang hadir, mengusir mendung yang telah lama mendiam diri. Aku ingin diajari. Bukan untuk ditinggal pergi. © Mendung - Danilasuri, 2018 © Cover : Pinterest