Seventeen in One
  • Reads 662
  • Votes 182
  • Parts 7
  • Reads 662
  • Votes 182
  • Parts 7
Ongoing, First published Dec 28, 2017
Ketika seorang gadis yang tidak mengerti apa-apa tentang dunia K-pop harus terjebak di dalamnya. Omongan "kadang yang bukan fans lebih beruntung," terjadi pada diri Park Roona.

Park Roona gadis tulen, berkewarga negaraan Indonesia dan berkuliah di negeri ginseng, cita-citanya hanya satu ... lulus kuliah dengan cepat karena tak tahan dengan  sesuatu yang berhubungan dengan dingin.

Namun segala keinginannya harus terbengkalai karena ketidak sengajaannya bertemu dengan salah satu member boy grup yang ternyata memiliki banyak rahasia dan sisi kepalsuan.

Written in Bahasa, for Indonesian Carats only.
All Rights Reserved
Sign up to add Seventeen in One to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Rafa  cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Qonsequences cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
antagonis wife [TERBIT] cover
The Best Of Miracle cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.