Kaget. Ya, Kilan memang kaget saat melihat Hidan yang berada di tengah lapangan. Berdiri di hadapan seorang cewek dengan sebatang coklat dan sebucket bunga mawar putih. Cowok itu menggamit tangan cewek itu setelah dia menerima pemberian Hidan. Dengan lantangnya dia menembak cewek itu. Tentu mengundang semua murid untuk melihat, salah satu pujaan mereka yang sudah memilih pasangannya. Jeritan-jeritan itu juga yang mengundang Kilan tertarik untuk melihat, ada apa di bawah sana? Entahlah, ada rasa kecewa di dalam hatinya. Memang dia cemburu. Namun untuk kali ini bukan hanya cemburu. Tapi hatinya ikut sakit. Merasakan jika dia hanya salah satu pilihan Hidan, bukan satu-satunya orang yang di pilih Hidan. Fine. Jika memang itu keputusan Hidan, Kilan mencoba menerimanya. Mengikhlaskan nama Hidan hilang dari hatinya. Tapi semuanya pasti akan ada banyak perubahan yang menunggu. Semuanya hanya soal waktu.