Aku termenung dalam ruang yang gelap. Sunyi memang, namun aku merasa tak sendiri di ruang ini. Hal ini justru membuatku tenang, walau gelap memenuhi seluruh ruang, walau sunyi seperti tak berpenghuni. Ya, cahaya itu. Cahaya itu yang membuatku tenang. Ia menyapaku setiap waktu lewat jendela dengan cinta. Aku terperanjat kegirangan melihat cahaya itu. Namun terkadang tirai mentabiri antara aku dengannya. Oh tirai sampai kapan kau menjadi tabir? Tak apa, yang membuatku tenang, aku yakin cahaya tetap menyapaku, karena kehangatannya selalu memenuhi ruang. Namun rasanya aku tak puas manakala tak dapat melihatmu cahaya, maka aku mencoba mendekati, mengejar hingga manakala ku tak sanggup karena terbakar cahayamu, aku merangkak agar tirai itu tersingkap. Jangan sampai aku hanya diam dan tak menggapaimu, cahaya.