"Apakah kamu sudah memiliki jawabannya?" Akhirnya, kalimat itu terucap juga setelah lama keheningan menghampiri. Kalimat itu pula yang tidak ingin Aisyah dengar. Hari ini ia melupakan, bahwa ia harus memberikan jawaban. Ini bukan masalah menjawab-jawaban pada saat ujian, yang mudah di pelajari dalam buku. bukan. Bukan pula, sebuah teka-teki silang, yang biasa ia jawab dengan sempurna. Bertaaruf? adalah kalimat asing yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Apalagi jika yang mengucapkan adalah seorang lelaki yang tau penuh makna taaruf sesungguhnya. Nah, sekarang apa yang harus Aisyah lakukan? menghindari Ustad Hafiz seperti yang ia lakukan minggu lalu, atau ia harus mencari alibi lain? Cerita ini semi non fiksi, selamat membaca.. Jngan lupa di vote, yahh... ?
12 parts