Kampus Impian, Dia Dan Organisasi
16 parts Complete MatureAku adalah lulusan Madrasah Aliyah Negeri di kota besar di Indonesia. Di sekolah, aku mengambil jurusan Ips padahal diriku tidak suka dengan menghitung. Kata orang sih adalah orang yang salah masuk jurusan. Awalnya aku tidak berminat untuk melanjutkan ke peguruan tinggi. Niat awal aku lebih baik bekerja untuk menghidupi keluarga yang kurang berada. Pemikirian itu selalu ada di otak ku entah mengapa.
Disamping itu, aku malas melewati persyaratan masuk kuliah yang cukup ribet dan lika liku. Aku lebih malas lagi membuat skripsi. Ya walaupun sekolah ada materi membuat skripsi sih. Tapi itu cukup sulit bagiku walaupun itu hanya membuat riset dan harus di revisi beberapa kali sama hal dengan skripsi yang terus menerus di revisi oleh dosen penguji dan dosen pembimbing.
Apalagi tahun ku lulus tidak ada namanya Ujian Nasional. Yang ada Nilai rapot semester 1 sampai dengan 5 naik terus atau sebaliknya. Maybe nilai ku dibantu oleh UAMBN (Ujian Akhir Madrasah Berbasis Nasional) se Indonesia dan Se Kementrian Agama. Pikiran ku hanya terjuju oleh Lulus dan pasrah kepada Allah dengan semua nilai ku.
Aku ingin nilai UAMBN atau Ujian lain nya tertinggi. Bukan apa-apa, aku hanya tidak ingin nilai ijazah ku merah. Sungguh merupakan niat yang sangat buruk. Seharusnya, hasil belajar tidak hanya di lihat oleh nilai saja tetapi bagaimana proses untuk ke sana.
Awalnya fikiran ku acuh pada pendidikan yang mulai terbuka. Aku mulai sadar bahwa pendidikan itu lebih penting daripada pekerjaan. Banyak direktur perusahaan membutuhkan karyawan nya lulusan S1 bukan Sma. Paling-paling kalau kerja jadi office boy atau jadi psg indomaret,alfamart,supermarket yang lain nya.
Namun aku masih bimbang antara pendidikan atau membantu abang mencari pekerjaan. Menuntut ilmu juga kewajiban untuk semua orang. Banyak hal yang aku fikirkan dan bukan hanya ambisi yang "AKU MAU KULIAH!". Ini adalah pemikiran tentang kewajiban menuntut ilmu sampai ajal menjemput.