Forced Wedding
  • Reads 2,811,063
  • Votes 102,216
  • Parts 30
  • Reads 2,811,063
  • Votes 102,216
  • Parts 30
Complete, First published Mar 08, 2014
Inez Mahestari tidak suka dijodohkan! Baginya, pernikahan itu seharusnya atas dasar sama-sama suka, sama-sama cinta. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena ternyata orang tuanya sudah mempersiapkan semuanya!   ∞   Ramakrisna Handaru hanya bisa pasrah. Di saat sedang mempersiapkan skripsi dan menjalani kehidupan-sebagaimana-layaknya-orang-berpacaran dengan pacarnya yang menyebalkan, ternyata orang tuanya sudah memiliki rencana mengenai masa depannya, yaitu PERJODOHAN. Rama tidak bisa menolak, apalagi dengan ancaman akan-dicoret-dari-keluarga-Handaru. Mau tidak mau, dia hanya bisa menerima keputusan tersebut.   ∞   Keduanya baru saja bertemu, keduanya baru saja saling kenal. Keduanya menjalankan pernikahan ini dengan alasan yang sama, tidak ingin durhaka. Tapi, apa benar keduanya tidak bisa saling cinta? Bukankah ada yang bilang, kalau cinta datang karena terbiasa?   ∞   WARNING! Persamaan nama, tempat atau kejadian adalah ketidaksengajaan.   ∞   Copyright © 2014 by xoxochoco
All Rights Reserved
Sign up to add Forced Wedding to your library and receive updates
or
#22rama
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Prenuptial Agreement cover
Karena Aku Mencintaimu cover
Double F (END) New Version cover
Lecturer vs Me |Campus #1| COMPLETED cover
Boss In Love [Telah Terbit] cover
Mean To Be cover
Hello X Husband... Hai Ex Wife... cover
Di Balik Kacamata [END] cover
The Unwanted Bride cover
Marriage With Mr. Actor (The End) cover

Prenuptial Agreement

53 parts Complete

"Tya, kapan kamu akan menikah?" tanya sang ayah. "Nanti, Yah, kalau sudah ada jodohnya," jawaban ringan itu yang selalu menjadi andalan Adistya. "Iya kapan?" tanya kembali ayahnya yang sepertinya tak sabar menginginkan sang putri untuk segera menikah. "Sabar kali, Yah, toh jodoh gak akan ke mana." "Jodoh memang tidak akan ke mana, tapi kalau gak ke mana-mana kapan dapat jodohnya." Kutipan itulah yang selalu ayahnya ucapkan. Membuat Adistya memutar bola matanya bosan. Ayahnya itu gemar menanyakan perihal jodohnya apalagi mengingat usianya yang sudah menginjak angka 27, usia yang sudah cukup matang untuk membina rumah tangga sampai ayahnya gemar sekali mencarikan jodoh yang untungnya tidak pernah berhasil. Adistya lelah begitupun dengan sang ayah, sampai akhirnya sebuah kesepakatan mereka buat untuk perjodohan terakhir Adistya. Kebebasan sudah ada di depan mata, tapi harapan itu harus gagal karena dengan lancangnya kepala Adistya mengangguk mengkhianati hatinya.