Anak memiliki prinsip belajar itu penting. Begitu juga dengan gurunya, harus punya prinsip bahwa mendidik dan mengajar itu perlu keikhlasan dari jiwa paling dalam. Itulah mengajar dengan Hati dan Empati untuk jiwa-jiwa anak didik yang juga punya hati.
Jika dengan hati berarti bukan dengan emosi. Bila dengan hati berarti harus memahami setiap anak juga punya 'hati'. Bila demikian adanya, guru harus punya pengetahuan lebih mendalami setiap jiwa dan hati dari anak didiknya.
Jika kita tidak bisa terhubung dulu dengan hati siswa kita, maka kita tidak memiliki kesempatan untuk terhubung dengan pikiran mereka. Pikiran yang mereka gunakan untuk mengolah dan membangun ilmu.
Guru cerdas juga berhati-hati mendidik anak manusia karena setiap anak punya keunikan dan gaya belajar sendiri. Sebagaimana setiap anak unik dan punya gaya, guru juga harus banyak 'gaya', metode, dan kreatifitas dalam mengajarnya. Agar punya 'gaya' sebagaimana murid yang harus terus belajar, ia juga harus ikut belajar. Menggali 1001 referensi agar ilmu dan pengetahuannya bisa tersaji dengan baik pada murid-muridnya. Menguasai banyak metode dan strategi belajar agar ia berhasil mendidik dan mentransfer ilmunya.
Buku ini mencoba menimbulkan dan membangkitkan cara-cara tersembunyi, belum terpikirkan, belum terbaca, belum kita pahami dengan baik, dan masih baru oleh kita sehingga makin memantapkan kita menghadapi anak generasi Alpha yang lahirnya dimulai tahun 2010. Generasi ini lahir dan langsung mengenal teknologi sejak mereka balita.
Sebagaimana mereka terlahir sebagai generasi baru, tentu cara mendidik mereka juga tidak sama dengan generasi sebelumnya. Sebutlah generasi Y atau Z. Oleh karena itu, tugas mendidik mereka perlu penyesuaian dengan ala generasi mereka. Buku ini mencoba mengungkap cara terbaik melayani generasi ini.
Tiada gading yang tak retak, ada saja perkataan yang tak sehati. Kami penulis tetap menadahkan tangan untuk kesempurnaan dan perbaikan pada buku ini.
Wassalam
Penulis