Story cover for Guru Cerdas Melayani Murid Dengan Hati by AugustHnedri
Guru Cerdas Melayani Murid Dengan Hati
  • WpView
    Reads 297
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 17
  • WpView
    Reads 297
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 17
Ongoing, First published Jan 11, 2018
Anak memiliki prinsip belajar itu penting. Begitu juga dengan gurunya, harus punya prinsip bahwa mendidik dan mengajar itu perlu keikhlasan dari jiwa paling dalam. Itulah mengajar dengan Hati dan Empati untuk jiwa-jiwa anak didik yang juga punya hati. 

Jika dengan hati berarti bukan dengan emosi. Bila dengan hati berarti harus memahami  setiap anak juga punya 'hati'. Bila demikian adanya, guru harus punya pengetahuan lebih mendalami setiap jiwa dan hati dari anak didiknya. 

Jika kita tidak bisa terhubung dulu dengan hati siswa kita, maka kita tidak memiliki kesempatan untuk terhubung dengan pikiran mereka. Pikiran yang mereka gunakan untuk mengolah dan membangun ilmu. 

Guru cerdas juga berhati-hati mendidik anak manusia karena setiap anak punya keunikan dan gaya belajar sendiri. Sebagaimana setiap anak unik dan punya gaya, guru juga harus banyak 'gaya', metode, dan kreatifitas dalam mengajarnya. Agar punya 'gaya' sebagaimana murid yang harus terus belajar, ia juga harus ikut belajar. Menggali 1001 referensi agar ilmu dan pengetahuannya bisa tersaji dengan baik pada murid-muridnya. Menguasai banyak metode dan strategi belajar agar ia berhasil mendidik dan mentransfer ilmunya. 

Buku ini mencoba menimbulkan dan membangkitkan cara-cara tersembunyi, belum terpikirkan, belum terbaca, belum kita pahami dengan baik, dan masih baru oleh kita sehingga makin memantapkan kita menghadapi anak generasi Alpha yang lahirnya dimulai tahun 2010. Generasi ini lahir dan langsung mengenal teknologi sejak mereka balita.

Sebagaimana mereka terlahir sebagai generasi baru, tentu cara mendidik mereka juga tidak sama dengan generasi sebelumnya. Sebutlah generasi Y atau Z. Oleh karena itu, tugas mendidik mereka perlu penyesuaian dengan ala generasi mereka. Buku ini mencoba mengungkap cara terbaik melayani generasi ini. 

Tiada gading yang tak retak, ada saja perkataan yang tak sehati. Kami penulis tetap menadahkan tangan untuk kesempurnaan dan perbaikan pada buku ini. 

Wassalam
Penulis
All Rights Reserved
Sign up to add Guru Cerdas Melayani Murid Dengan Hati to your library and receive updates
or
#6socrates
Content Guidelines
You may also like
Sekolah Tanpa Sekolahan by TudeSan
29 parts Complete
Sekolah menghadirkan cara-cara terbaik untuk membuat anak-anak berkembang sesuai dengan bakatnya masing-masing. Ia akan lahir kekuatan besar dalam menjalani hidup yang serba instan dan serba monoton. Meringkus semua genre kehidupan dalam dimensi yang mereka kuasai. Lalu mereka bisa survive dalam jarak yang bisa mereka rengkuh. Disisi lain sekolah bukan tempat loundry yang akan mengubah seluruh potensial mereka, lalu mengubur semua jiwa tak lurus dalam satu wadah "anak-anak sempurna", mungkin sempurna adalah kata yang paling 'menjijikan' bagi mereka yang tak sempurna. Karena sempurna tak patut tersemat pada diri kita manusia. Kita terlalu banyak melihat hal-hal yang serba sempurna, padahal banyak yang sempurna tapi tak sempurna. Sekolah sejati bukan ancaman yang akan meneror segala keterbatasan pada diri anak, Ia bisa menjadi kawan yang menyenangkan. Seperti mendengar cerita. Cerita itu tidak mengancam pikiran, ia bisa kita nikmati dalam bentuk apapun. Dan cerita yang baik adalah cerita yang mampu memikat pikiran. Kita sering menghidangkan segala jenis makanan dalam urutan Tata Boga yang 'menjengkelkan", tapi mungkin terlewat seni menumbuhkan kembangkan anak pada level yang proporsional. Mungkin kita perlu jurus maut untuk menghadapi anak-anak yang bukan zaman kita lagi. Kehangatan komunikasi, cinta yang tulus, dan motivasi yang abadi bisa memutus mata rantai keheningan, kekosongan, dan kebingungan. Yang sempat mereka jejaki dalam masa-masa tertentu. Hingga mengendap berlarat-larat dalam dimensi yang tidak sempat kita sentuh dan dekap. Lalu menjauhkan mereka dari kerapuhan dan segala turunannya. Mari kita rengkuh jiwa mereka dengan tatapan yang meyakinkan, hingga tumpah ruah tak terhingga. Melampaui fungsi algoritma yang membumbung dan rumit. Ini hanya torehan yang mencoba melihat dunia anak dari sebuah sudut yang berimbang dan tidak berat sebelah. Selamat membaca kawan. Salam Tude San.
Tutorial Berpikir Benar untuk Pemula by Irwansight
51 parts Complete
Saat ada tsunami, kita nyari objek paling kuat untuk dipegangi. Karena kita berharap dengan memegangnya, kita bisa selamat. Saat berlayar di laut, melihat mercusuar adalah hal yang istimewa, karena dia penunjuk arah dan memberi isyarat bahwa kita sudah dekat dengan dermaga. Begitupun dalam berargumen, boleh saja kita ini awam, boleh saja kita ini bukan ahlinya, tapi kita wajib memegang referensi yang memiliki bukti valid terkait hal yang sedang dibahas, karena kita berharap adanya rasa aman setelah mengetahuinya. Kita juga bisa berargumen menggunakan referensi tersebut dengan baik tanpa emosi. Kenapa banyak orang yang tersasar di gurun lalu meninggal? Ya memang mereka kehausan dan kelaparan. Lalu apa alasan lainnya? Karena saat di gurun, mereka berpatokan pada gunung pasir tertinggi yang mereka lihat, kemudian mereka mencoba untuk menaikinya dengan harapan pandangan mereka jauh lebih luas dari sebelumnya. Tapi mereka tidak sadar bahwa sebelum sampai ke gunung pasir tertinggi itu, angin kencang telah menghembuskan pasirnya dan gunung yang dimaksudkan sudah tidak ada lagi, berpindah posisi ke tempat lain. Saat ia menuju ke gunung itu, angin berhembus kencang lagi, begitu seterusnya. Orang yang tidak bersumber pada referensi valid, ia seperti orang yang ada di gurun itu. Bedanya, orang di gurun mati fisiknya. Kalau dia, mati akalnya. Itulah gambaran yang bisa gw tulis untuk mengawali kata pengantar buku ini. Tanpa sumber referensi yang valid, kita akan terhembus kemanapun angin keributan itu berarah. Buku ini pastinya banyak kekurangan, karena ditulis oleh pemula. Karenanya, segala kritik dan saran yang membangun akan selalu ditunggu agar terpeliharanya ilmu pengetahuan yang bersih dan dapat diwariskan sebaik mungkin kepada generasi penerus bangsa (yang ga ada aplikasi tiktok di hapenya). Oh ya, gaya bahasa yang digunakan pada tiap bab akan berbeda, tergantung mood yang menyertai penulisnya.
KOMAR. by Colorbrown
7 parts Complete
"Teruntuk aku yang menyukainya dalam diam sejauh ini. sudah saatnya untuk berhenti." ---- Kalian pernah suka sama seseorang? Menjadikan dia Crush kalian? Menjadikan dia penyemangat jarak jauh? Atau sekarang udah jadian? Coba kalian tanya ke diri sendiri, Alasan kalian menyukainya. Apa yang membuat kalian bertahan sampai sejauh ini? nggak lelah? Kalau menurutku ya, Rasa suka itu hak semua orang. Kamu boleh-boleh saja menyimpan rasa kepada seseorang, boleh saja berharap semoga dibalas. Tapi bagaimana dengan rasa suka yang tak kunjung dibalas? Ini yang aku takutkan, sebagai salah satu penghuni bumi yang ditakdirkan untuk lahir dengan berbagai kekurangan. ---- Mungkin cerita ini cocok dan wajib kalian baca. Mungkin saja mewakili perasaan kalian. Disini kisah cinta gadis bernama Verena Kaisera dimulai. Siswa SMA kelas XII yang tanpa sengaja menaruh rasa dan harapan pada Komar yang ternyata masih kelas X. Rasa suka dan harapan itu tidak menghilang dalam waktu yang singkat. Masih tersimpan dengan indah dalam hati Veren. Sampai tamat SMA pun perasaan itu masih tetap ada. Veren yang bermimpi bisa menjadi seorang Penulis. Dan Komar yang bermimpi menjadi Abdi negara. "Tidak ada penyesalan sama sekali. Karena aku yang memilih menikmati semua ini. Kamu tidak memberiku harapan, tapi aku yang menciptakan harapan ini sendiri. Jika masih ada peluang. Ingin sekali aku berteriak dan mengatakan aku menyukaimu. Tapi.. peluang itu sudah terkunci rapat." Verena Kaisera" Aku menyukaimu sampai titik yang mengharuskan aku untuk berhenti mengharapkan mu dan mengikhlaskan kepergian mu." Perasaan yang sama sekali tidak dibalas. Mendatangkan sakit berkepanjangan.
Yang Dulu Melukai,Kini Menyayangi [END] by yord_luis
31 parts Complete Mature
Cerita ini mengisahkan seorang siswa yang hidupnya penuh penderitaan, baik di sekolah maupun di rumah. Ia adalah seorang anak yang lugu, mudah sakit, dan terperangkap dalam masa hidup yang kelam. Di sekolah, ia selalu menjadi sasaran bullying. Teman-temannya menjauhinya, bahkan tak ada satu pun yang mau berteman dengannya. Setiap hari, ia merasa kesepian dan tak berdaya, terjebak dalam dunia yang penuh rasa sakit dan penghinaan. Di rumah, kondisi yang lebih buruk lagi menunggunya. Kedua orang tuanya tidak menunjukkan kasih sayang sama sekali. Alih-alih memberikan dukungan, mereka justru menyiksanya, baik secara fisik maupun emosional. Setiap kali ia mendapatkan nilai yang buruk, atau bahkan tidak mendapatkan nilai seratus, ia akan dihukum dengan tidak diberi makan dan terus disiksa. Kata-kata yang terlontar dari orang tuanya begitu menyakitkan, membuatnya merasa seperti anak yang tidak berguna dan tak pantas untuk dihargai. Kondisi ini membuatnya terpuruk dalam keputusasaan. Ia merasa hidupnya tidak berarti dan mulai berpikir untuk menyerah. Setiap kali dibuli atau disiksa, ia hanya pasrah dan tidak berdaya, seakan-akan dunia ini terlalu berat untuk ia hadapi. Ia tak pernah merasakan kehangatan keluarga yang seharusnya menjadi tempat pelindungnya. Ia selalu iri melihat kebahagiaan orang lain, namun dirinya tak pernah merasakannya. Di luar, wajahnya selalu datar, tak pernah ada senyum yang menghiasi wajahnya. Luka-luka fisik dan emosional yang ia alami menjadi beban berat yang membentuk dirinya menjadi sosok yang tertutup dan terpuruk. Ia hanya bisa bersembunyi di balik kesedihan, tak tahu harus bagaimana lagi untuk bertahan. Bagaimana kisahnya akan berlanjut? Akankah ada secercah harapan yang datang untuk mengubah hidupnya? Mari kita saksikan perjalanan hidupnya yang penuh dengan perjuangan dan air mata... cerita ini murni dari pikiran yana sendiri dan jangan plagiat!!
too beautiful to notice (YananTianjiarui)(END) by matchanow
20 parts Complete Mature
short story. seorang anak tak pernah meminta kepada orangtua nya untuk dilahirkan, pun sama hal nya seperti orangtua yang tak ingin anaknya terlahir menjadi manusia yang cacat. namanya, Longshen, putra bungsu dari tiga bersaudara yang terlahir tidak sekuat kedua kakak laki-lakinya. cacat, tidak memiliki emosi, dan selalu disebut sebagai aib dari keluarga. _________ bagi Yuan wudi, terlahir sempurna adalah sebuah malapetaka. malapetaka yang siap untuk meledak kapan saja dan dimana saja. diagungkan, dipuja-puja, disanjung, dianggap sebagai sebuah aset yang berharga, ternyata tak semembahagia-kan yang sempat dia duga. justru... ini semua cenderung menyebalkan. __________ "Meskipun aku tidak menginginkan kesempurnaan ini, bukan berarti aku harus disandingkan dengan orang cacat seperti dia!" itu adalah kalimat pertama yang Longshen dengar saat kakinya menginjak istana megah yang selama ini orang-orang idamkan. namun tak seperti mereka, pemuda itu justru lebih merindukan kamar tidurnya daripada harus terjebak bersama pria yang tampaknya, memiliki tabiat dan kebiasaan marah-marah. "Aku juga tidak mau jika harus menikah dengan orang pemarah seperti kau, wahai pangeran." balasan itu bukan hanya mengejutkan Yuan wudi, melainkan seluruh anggota dua keluarga yang saat ini tengah menyaksikan pertengkaran keduanya. "Meskipun kau tidak meminta maaf, tapi aku sudah memutuskan untuk memaafkan ucapan mu barusan. Selain karena aku sudah kebal dengan kata-kata penuh hinaan itu, kebetulan aku juga sudah mengantuk. Jadi, bisa berikan jawabanmu sekarang juga? Cukup dengan berkata, ya atau tidak." "Tidak."
ABG Anak Biang Gaul by DurnajayaSupriyanto
3 parts Complete Mature
Remaja sering dikaitkan dengan seabreg gelar dan embel-embel. Dari mulai gelar yang baik sampai gelar yang selalu menyudutkan bagi para pelakunya. Padahal tidak semuanya remaja menyandang predikat negatif, masih banyak remaja-remaja yang bisa mendedikasikan dirinya untuk menyandang sebuah gelar yang sangat luar biasa. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin karena dunia remaja lebih identik dengan dunia malas, huru-hara, tawuran, gengsi yang berlebihan atau lebih cenderung yang selalu menjadi beban bagi lingkungan sekitarnya. Sebenarnya ada faktor yang menghambat bagi dunia remaja itu sendiri. Namun, para pelakunya tidak menyadarinya terhadap faktor tersebut. Sehingga kehidupan remaja dirasakan biasa-biasa saja. Padahal hambatan terbesar yang dihadapi seseorang ketika ragu melangkah, ternyata terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Rasa takut, khawatir yang berlebihan, merasa tidak mampu, malu, gengsi, rendah diri adalah sejumlah penyakit hati dan kelemahan jiwa yang sering dialami oleh para remaja. Akibatnya, kita tidak akan pernah melakukan apa pun, tidak pernah merasakan apa pun dan tidak pernah menjadi apa-apa. Sepantasnya tidak ada lagi keraguan dalam diri remaja terutama sebagai muslim untuk maju, meningkatkan kualitas diri, belajar dan berani berlomba ditengah kancah persaingan dunia. Dalam buku ini penulis ingin mengupas tentang sikap mental remaja yang harus dibangun dan dikembangkan, jika kita memang berkeinginan kuat untuk bangkit, maju dan memenangkan persaingan hingga menjadi remaja yang sukses dunia dan akhirat. Bagaimanapun, kita tidak bisa memungkiri bahwa perubahan seseorang bergantung pada sikap mental dan pemahamannya; bagaimana ia memandang dirinya, penciptanya, apa tujuan hidupnya, apa yang menjadi kewajibannya dan bagaimana ia memandang kehidupan dunia serta akhiratnya.
Jovanka dan Abang Kembar by LeenooYed
58 parts Ongoing
Hendra dan Narendra Dewantara terlahir dengan beban yang tak mereka mengerti. Sejak kecil, mereka harus mendengar bisikan-bisikan bahwa mereka adalah anak pembawa sial. Namun, di balik semua itu, mereka masih memiliki kasih sayang dari kedua orang tua mereka-setidaknya hingga bayi kecil itu lahir. Jovanka, adik bungsu mereka, hadir ke dunia dengan membawa perubahan besar. Kehadirannya mengubah segalanya. Orang tua mereka, Dewantara dan Cinthya, yang dulu begitu menyayangi mereka, perlahan menjauh. Semua perhatian, semua kasih sayang, semua harapan yang dulu diberikan untuk mereka, kini hanya tertuju pada satu sosok-Jovanka. Hendra dan Narendra tumbuh dengan kebencian yang tak mereka pahami. Bagi mereka, Jovanka adalah alasan mereka kehilangan orang tua. Bayi mungil itu adalah penyebab semua kehancuran. Maka, tanpa sadar, mereka ikut menjauh. Mereka membiarkan adik mereka tumbuh sendirian dalam dingin, tanpa pelukan hangat seorang kakak. Namun, waktu mengajarkan mereka banyak hal. Perlahan, kebenaran terungkap. Luka yang selama ini mereka kira milik mereka saja, ternyata juga terukir dalam diri Jovanka. Dan saat mereka menyadari itu, sudah terlambat. Adik mereka telah berjalan terlalu jauh dalam gelap, terjebak dalam luka yang tak pernah mereka lihat. Kini, di antara penyesalan dan keinginan untuk menebus segalanya, Hendra dan Narendra berjanji. Mereka tidak akan membiarkan Jovanka menghadapi semuanya sendirian lagi. Tidak peduli berapa banyak duri yang harus mereka lalui, tidak peduli seberapa terlambat mereka menyadarinya-mereka akan memastikan adik mereka tidak lagi merasa sendirian. Namun, apakah cinta dan penyesalan cukup untuk menyembuhkan luka yang telah terukir begitu dalam? Ataukah semua ini sudah terlambat? Karena tak peduli seberapa besar keinginan mereka untuk melindungi, pada akhirnya hanya ada satu pertanyaan yang harus dijawab: apakah seorang pangeran yang telah kehilangan mahkotanya masih bisa menemukan rumahnya?
You may also like
Slide 1 of 9
Sekolah Tanpa Sekolahan cover
Tutorial Berpikir Benar untuk Pemula cover
KOMAR. cover
SUARA BIA (TAMAT) cover
Yang Dulu Melukai,Kini Menyayangi [END] cover
too beautiful to notice (YananTianjiarui)(END) cover
PROMISE  cover
ABG Anak Biang Gaul cover
Jovanka dan Abang Kembar cover

Sekolah Tanpa Sekolahan

29 parts Complete

Sekolah menghadirkan cara-cara terbaik untuk membuat anak-anak berkembang sesuai dengan bakatnya masing-masing. Ia akan lahir kekuatan besar dalam menjalani hidup yang serba instan dan serba monoton. Meringkus semua genre kehidupan dalam dimensi yang mereka kuasai. Lalu mereka bisa survive dalam jarak yang bisa mereka rengkuh. Disisi lain sekolah bukan tempat loundry yang akan mengubah seluruh potensial mereka, lalu mengubur semua jiwa tak lurus dalam satu wadah "anak-anak sempurna", mungkin sempurna adalah kata yang paling 'menjijikan' bagi mereka yang tak sempurna. Karena sempurna tak patut tersemat pada diri kita manusia. Kita terlalu banyak melihat hal-hal yang serba sempurna, padahal banyak yang sempurna tapi tak sempurna. Sekolah sejati bukan ancaman yang akan meneror segala keterbatasan pada diri anak, Ia bisa menjadi kawan yang menyenangkan. Seperti mendengar cerita. Cerita itu tidak mengancam pikiran, ia bisa kita nikmati dalam bentuk apapun. Dan cerita yang baik adalah cerita yang mampu memikat pikiran. Kita sering menghidangkan segala jenis makanan dalam urutan Tata Boga yang 'menjengkelkan", tapi mungkin terlewat seni menumbuhkan kembangkan anak pada level yang proporsional. Mungkin kita perlu jurus maut untuk menghadapi anak-anak yang bukan zaman kita lagi. Kehangatan komunikasi, cinta yang tulus, dan motivasi yang abadi bisa memutus mata rantai keheningan, kekosongan, dan kebingungan. Yang sempat mereka jejaki dalam masa-masa tertentu. Hingga mengendap berlarat-larat dalam dimensi yang tidak sempat kita sentuh dan dekap. Lalu menjauhkan mereka dari kerapuhan dan segala turunannya. Mari kita rengkuh jiwa mereka dengan tatapan yang meyakinkan, hingga tumpah ruah tak terhingga. Melampaui fungsi algoritma yang membumbung dan rumit. Ini hanya torehan yang mencoba melihat dunia anak dari sebuah sudut yang berimbang dan tidak berat sebelah. Selamat membaca kawan. Salam Tude San.