Aku, Ara Karessa, hari ini menyandang status sebagai salah satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di Indonesia. Buku ini bercerita tentang kehidupanku, lebih banyak memuat cerita tentang keluarga dan kehidupan percintaanku.
Diawali dengan pertemuan di sebuah odong-odong ketika sekolahku memperingati Hari Kartini. Menghantarkan aku bertemu dengan Rifan, laki-laki bengal yang merupakan bos dari sebuah geng di sekolahku, bahkan jatuh hati denganya. Seseorang yang mampu memberikan warna baru dihidupku, mampu membuatku kembali bersemangat untuk pergi ke sekolah lagi sejak berpindahnya sahabatku ke luar kota.
Namun, setelah aku masuk sekolah menengah atas hubungan kami putus begitu saja, hampir lebih dari satu tahun aku sama sekali tidak mendengar kabar tentangnya. Sampai tiba-tiba dia datang kerumahku pada hari ulangtahunku, tepat pukul dua belas malam. Setelah hari itu, aku mendengar kabar bahwa ternyata Rifan sudah tumbuh menjadi pria dewasa dengan satu orang anak. Kabar yang ku dengar dari salah seorang sahabatku sejak SMP. Padahal waktu itu aku dan Rifan mulai dekat lagi. Awalnya aku tidak mempercayai kabar itu sampai ibu Rifan sendiri yang menceritakannya padaku. Itu membuatku sangat terpukul, bukan karena aku tidak bisa menerima anaknya. Namun, karena aku mengetahui kebenaran ini setelah aku dengan Rifan melakukan kesalahan besar.
Aku menceritakan semua ini agar kamu lebih berhati-hati dalam menentukan pilihanmu.
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏