Beberapa orang, menganggap hujan sangat menyenangkan, dan memberikan kesan sejuk dan nyaman. Namun, bagi Shella. Hujan itu seperti bencana, kutukan, atau sesuatu yang begitu menakutkan. Semilir angin yang berhembus dingin, awan kelabu yang gelap, petir yang bergemuruh, dan rintihan detik demi detik air yang jatuh itu, selalu mengingatkan Shella pada masa lalu yang terlihat suram, namun telah ia lupakan seiring waktu. Di tengah hitam dan gelapnya hal itu, Shella bertemu Shon, yang hangatnya bagaikan Mentari terbit di ufuk timur, dan selalu ada untuknya, menerima apa adanya Shella.