Mungkin ini bukan pertama kalinya aku merasakan ini, tapi inilah yang paling menyakitkan. Kata demi kata kutulis membentuk sebuah bait tertulis. Tersirat angan angan tentang cerita kita yang dulu, yang pernah kita jalani bersama. Usahaku untuk mendapatkanmu bukan lah hal yang mudah.
" tadi temen aku blg , kalo dia jadi cowok dia ga mau sama cewek kaya aku " kataku sambil menunduk dihadapan priaku.
" aku sadar kok aku emang aneh udah jelek gendut ga tau diri kebanyakan bacot lagi " lanjutku tanpa sela.
" jangan bilang gitu tra " jawabnya santai.
" aku emang ga pantes buat kamu, pria sempurna kayak kamu ngapain mau sama aku " tutupku berbicara dengan mata berbinar. Beberapa saat kami terdiam. Ia hanya memandangiku lalu mulai menatap tajam ke arahku. Ia mulai mendekatkan dirinya padaku, dan melayangkan pelukan hangat yang mendarat di punggungku. Aku menangis sambil membalas pelukannya. Aku memandanginya, mulutnya sedikit terbuka membisikan sebuah kalimat
" koko ga tau kenapa koko bisa jatuh cinta sama kamu tra, yang koko tau koko cuman nyaman saat dideket kamu " Iapun segera melepaskan pelukannya sembari tersenyum lalu pergi meninggalkanku. Beberapa saat kemudian sakuku bergetar, ponselku memunculkan sebuah notif. Aku membukanya , rupanya pesan itu dari priaku, ia mengirimkan sebuah gambar. Aku menunggu gambar itu menjadi jelas , itu adalah quotes.
" I will love u till the end of time, promise u will remember that u are mine. " kalimat itu tertera pada gambar yang ia kirim, yang seketika membuatku menitihkan air mata haru.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan