"Kalau ketemu, bakal langsung diajak nikah," celetuknya di sore hari yang panas dan cukup beringas. Jantungku selalu berdesir setiap dia mengatakan kata 'nikah'. Hari ini sudah 4 kali dan jantungku sudah meletup-letup ingin meledak. "Menyerah saja. Lagi pula tipe kamu itu seperti apa? Sudah nenek-nenek, 30 tahun. Tidak usah membuat standar yang neka-neko." Sadarlah Naira! Ini adalah kode terkerasku selama belasan tahun ini. Alih-alih menanggapi, perempuan berwajah keras itu melengos dan melambaikan tangannya padaku, tanda ia akan pergi. "Yang pasti bukan laki-laki yang menelan patriaki akut! Aku juga belum kepikiran buat nikah. Mungkin lusa," jawabnya sambil terkekeh-kekeh. Ah tidak, lagi-lagi aku dibuat terkesima oleh bibir tipisnya yang melengkung bak bulan sabit itu. "Dasar feminis garis keras!" Teriakku menghebohkan hampir sebagian parkiran "Aku feminis garis lurus!" Balasnya sambil terkekeh-kekeh....
3 parts