Terkadang, kita hanya perlu mengumpulkan segala kekuatan perihal rasa. Merencanakan apa yang harus terencana. Membicarakan tentang memperjuangkan untuk tak saling kehilangan. Berdebat dengan pengorbanan atas sebuah 'kita' yang mampu memahami dan mengerti. Aku dan kamu hanya perlu baik-baik saja, selepas pernyataan "aku cinta kamu". Harus saling mengerti bahwa cinta tak selamanya bahagia --selalu tersimpan derit-derit luka. Dan untuk kenangan, biarkan tetap abadi seperti persinggahannya. Jangan ungkit-ungkit kala kita berdekatan. Jangan menjemput masa lalu yang sepantasnya tak datang di masa kita. Demikianlah perihal lara. Aku mengerti, sejauh aku mencintaimu, sejauh itu pula aku dan kamu harus kuat menjalaninya dengan sebaik-baik perjalanan. Kita hanya orang asing yang dipertemukan, lalu ditinggalkan dan menjadi orang kembali. Sebab, itulah jati diri kita sesungguhnya sebagai manusia. ;Teruntuk kamu, yang pernah jadi kenangan di kehidupanku. Aku berterima kasih atas cinta dan luka yang berkesan di hatiku. Izinkan aku menuliskan sedikit kenangan bahagia dan meluka di antara kita. Sebab, aku tak ingin menghilangkannya --Aku ingin menjadikanmu sebagai keabadian semesta.
6 parts