Story cover for If It Was Me by FlameFugu
If It Was Me
  • WpView
    Reads 1,235
  • WpVote
    Votes 45
  • WpPart
    Parts 21
  • WpView
    Reads 1,235
  • WpVote
    Votes 45
  • WpPart
    Parts 21
Ongoing, First published Jan 22, 2018
Sebagian besar orang mungkin senang mempunyai seorang kakak laki-laki. Apalagi jika kakak laki-lakinya berwajah tampan juga punya otak yang encer. Tentu banggakan?
Tapi aku, Baek Seul Hyeon, sayang sekali tidak merasa cukup senang oleh itu. Baiklah, bukan hanya tidak cukup senang ,tapi sangat-sangat tidak senang.

Kakakku, Baek Seung Hwan memang memiliki semua aspek yang orang inginkan, kecuali kewarasan. Bukan gila yang tertawa sendiri lalu tiba-tiba menangis (walau dia sering seperti itu saat menonton drama kesukaannya), tapi lebih ke arah konyol dan menyebalkan. Dia tidak cukup baik menjalani peran sebagai seorang kakak. Jadi aku dengan senang hati menganggapnya adalah produk gagal.

Banyak hal yang terjadi selama ini dari mulai si gigi kelinci temanku yang tergila-gila padanya , bule setengah waras berambut pirang yang selalu berbicara terbalik-balik, sampai ada manusia doraemon versi suram dan tidak punya kantung ajaib yang entah kenapa bisa ikut terlibat. 
Hingga sesuatu yang mengejutkan membuat hariku yang tidak bisa dikatakan indah menjadi sangat suram.

- Bukan FF-
All Rights Reserved
Sign up to add If It Was Me to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
ABOUT ME : Aku Ingin Istirahat by zei_llyn
17 parts Ongoing
"Kamu harus mendapatkan nilai sempurna." Ucap papaku dengan suara tegas, seolah-olah aku tak punya pilihan selain menjadi sempurna di matanya. "Kamu harus selalu mengalah dengan kakakmu." Ucap mamaku tanpa ragu dan menuntut. Bagi mama, akulah yang harus mengerti kakak dan mengalah jika bertengkar dengan kakak entah kakak yang benar atau salah. "Ini semua salahmu! Andai saja aku tak memiliki adik sepertimu!" Ucap kakakku dengan mata penuh kebencian, seakan keberadaanku adalah kutukan yang merusak hidupnya. "Kakakmu itu sudah sangat menderita, jadi kamu harus mengerti dia." Ucap nenekku, seperti akulah yang membuat kakak semakin menderita. "kamu mah enak! kamu pintar dan punya orangtua kaya!! Ga ada yang kurang dari hidupmu." Ucap salah satu teman perempuanku dengan nada iri, tanpa tahu betapa sepinya hidupku. "kamu beda banget sama kakakmu ya. Kakak mu cantik banget, tapi kamu? Jelek parah." Ucap salah satu teman laki-lakiku sambil tertawa, seolah aku hanyalah lelucon menyedihkan di matanya. "Terima kasih... Kamu selalu menjadi pendengar yang baik." Ucap sahabatku dengan nada lembut, tapi entah kenapa kata-katanya terasa seperti pengingat bahwa aku hanya ada untuk mendengar, bukan untuk didengar. Lalu, kakek menatapku. Matanya teduh, penuh kasih, berbeda dari yang lain. "Apa kamu benar-benar baik-baik saja, cucuku?" Ucap kakekku, satu-satunya suara yang terdengar tulus di antara semua itu. Aku ingin menangis. Aku ingin berteriak bahwa aku tidak baik-baik saja. Aku ingin mengatakan bahwa aku lelah, bahwa aku tak tahu harus bagaimana lagi. Tapi aku tersenyum lebar pada kakekku. Aku menahan air mataku agar tak jatuh, karena aku tahu... air mata tidak akan mengubah apa pun. "Aku baik-baik saja." Ucapku dengan nada ceria yang ku paksakan, seperti biasa. • Hasil karya sendiri • bahasa baku dan non baku • maaf kalau ada kesamaan tempat, nama, dsb dalam cerita *** Happy_Reading ***
FATAL TROUBLE [PARK SUNGHOON] by zzanichi
30 parts Ongoing Mature
Kakak ku terlalu gila dengan pekerjaan dan karir nya, dia bahkan tidak tertarik dengan pria lain. Menolak adanya perjodohan antara mereka berdua. Membuat ku harus menggantikan posisi kakak ku dengan menikahi seorang Pria sedingin es ini, tapi sungguh.. Dia sangat tampan. Bahkan aku jatuh cinta dengan nya pada pandangan pertama. Namun siapa sangka? pria itu justru menyukai ku sebaliknya. Dan dimulai lah kisah kehidupan rumah tangga kami berdua~ Semua berjalan baik baik saja di rumah tangga kami... Hingga... he made a 𝐅𝐀𝐓𝐀𝐋 𝐓𝐑𝐎𝐔𝐁𝐋𝐄 𝘋𝘐𝘚𝘊𝘓𝘈𝘐𝘔𝘌𝘙 ⚠️❗ 𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵 𝘱𝘢𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘐𝘥𝘰𝘭 𝘺𝘢 𝘐𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 100% 𝘮𝘶𝘳𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘪𝘱𝘭𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘪𝘥𝘦 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯! 𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘥𝘦𝘨𝘢𝘯 🔞 𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢~ 𝘖𝘩 𝘪𝘺𝘢𝘢.. 𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘣𝘪𝘬𝘪𝘯 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢. 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘬𝘭𝘶𝘮𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘭 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯
You may also like
Slide 1 of 10
ABOUT ME : Aku Ingin Istirahat cover
 Prince Meet Bad Boy cover
Captivated Me 2: Belenggu [END] cover
Caramel Maskiato - END (KaryaKarsa) cover
Home (Completed) (Repost) cover
Brothers vs Sisters [COMPLETED]✔ cover
The Best Ending [ END ] cover
Black Rose cover
AFTER WE MEET AGAIN - SEGERA TERBIT - DIHAPUS SEBAGIAN cover
FATAL TROUBLE [PARK SUNGHOON] cover

ABOUT ME : Aku Ingin Istirahat

17 parts Ongoing

"Kamu harus mendapatkan nilai sempurna." Ucap papaku dengan suara tegas, seolah-olah aku tak punya pilihan selain menjadi sempurna di matanya. "Kamu harus selalu mengalah dengan kakakmu." Ucap mamaku tanpa ragu dan menuntut. Bagi mama, akulah yang harus mengerti kakak dan mengalah jika bertengkar dengan kakak entah kakak yang benar atau salah. "Ini semua salahmu! Andai saja aku tak memiliki adik sepertimu!" Ucap kakakku dengan mata penuh kebencian, seakan keberadaanku adalah kutukan yang merusak hidupnya. "Kakakmu itu sudah sangat menderita, jadi kamu harus mengerti dia." Ucap nenekku, seperti akulah yang membuat kakak semakin menderita. "kamu mah enak! kamu pintar dan punya orangtua kaya!! Ga ada yang kurang dari hidupmu." Ucap salah satu teman perempuanku dengan nada iri, tanpa tahu betapa sepinya hidupku. "kamu beda banget sama kakakmu ya. Kakak mu cantik banget, tapi kamu? Jelek parah." Ucap salah satu teman laki-lakiku sambil tertawa, seolah aku hanyalah lelucon menyedihkan di matanya. "Terima kasih... Kamu selalu menjadi pendengar yang baik." Ucap sahabatku dengan nada lembut, tapi entah kenapa kata-katanya terasa seperti pengingat bahwa aku hanya ada untuk mendengar, bukan untuk didengar. Lalu, kakek menatapku. Matanya teduh, penuh kasih, berbeda dari yang lain. "Apa kamu benar-benar baik-baik saja, cucuku?" Ucap kakekku, satu-satunya suara yang terdengar tulus di antara semua itu. Aku ingin menangis. Aku ingin berteriak bahwa aku tidak baik-baik saja. Aku ingin mengatakan bahwa aku lelah, bahwa aku tak tahu harus bagaimana lagi. Tapi aku tersenyum lebar pada kakekku. Aku menahan air mataku agar tak jatuh, karena aku tahu... air mata tidak akan mengubah apa pun. "Aku baik-baik saja." Ucapku dengan nada ceria yang ku paksakan, seperti biasa. • Hasil karya sendiri • bahasa baku dan non baku • maaf kalau ada kesamaan tempat, nama, dsb dalam cerita *** Happy_Reading ***