Hujan senantiasa memberikan kenangan, entah manusia itu sendiri yang mengaitkan atau malah memang hadirnya memberikan sesuatu. Namun hujan kali ini bukanlah kemanisan, melaikan tergambar seolah tangisan. Tak ada henti dan memang Tak ada yang tahu. Hingga sesekali pelangi Datang. Memberi napas untuk kehidupan lama, walaupun sejatinya tetap kebahagiaan itu tercipta untuk membahagiakan orang lain bukan untuk dirinya sendiri. Kumpulan puisi ini tidak selalunya sakit, sebab rasa syukur tak pernah berhenti. Air mata akan menjadi puncaknya. Sedih jika terlampau jauh akan mengeluarkan air mata. Bahagia jika terlampau indah akan menjadi tangis haru. Bukankah kopi itu enak dengan rasa pahitnya? Bukankah kepahitan kopi memancarkan sensasinya? Apakah rasa manis akan mengalahkan segalanya? Tentu tak akan enak jika tidak ada kepahitan di sela manisnya.