Namaku Raina Putri Bening. Raina karena Bunda suka hujan, Putri karena aku perempuan, dan Bening agar hatiku bening atau jernih seperti air. Jadilah aku seorang gadis pecinta hujan yang memiliki hati bening. Lelaki itu Dewa Faishal Abdillah. Dia putra ketiga Abah Yai, pengasuh pesantren tempatku menuntut ilmu. Namanya tersimpan di hatiku, dan namaku tersimpan di hatinya. Sayang, saling menyimpan nama saja tak cukup, kami butuh dukungan semesta. Sayangnya lagi, kebaikan semesta sedang tak memihak pada kami. Dan, lelaki yang selalu menenangkanku itu bernama Telaga. Dia kupanggil Kak Aga. Kami telah saling mengisi sejak rambutku masih berkepang dua, dan kupamerkan ke mana-mana. Dia memang menenangkan, seperti namanya. Bersamanya, aku percaya bahwa tak ada perkara di semesta ini yang tak dapat diselesaikan. Petuah-petuah bijaknya selalu kujadikan acuan kehidupan. Kak Aga adalah abang terhebatku. Sayang, aku lupa paham bawa segala sesuatu yang di bumi memiliki batasan. Dan, ini adalah kisah tentang Dewa Hujan yang menetap di atas telaga. Ia membawa hujan, mencampurkan rintik pada tenangnya telaga yang tanpa riak, lantas pergi untuk melanjutkan tugasnya yang lain. Ia membiarkan hujan dan telaga berteman tanpa gangguan. Ini, kisahku. (Versi cetaknya masih bisa dipesan)
42 parts