kau selalu mangis kala mengingatnya, kau menangis namun bibirmu menyunggingkan senyum, bukan senyum bahagia, melainkan senyum miris yang kau tunjukkan pada dirimu sendiri Kau mengabaikan 'dia' yang benar-benar mencintaimu, dan lebih memilih 'dia' yang tidak pernah mengacuhkanmu Berkali-kali hatimu hancur karenanya, kau rekatkan kembali hatimu yang kau tahu tidak akan pernah bisa kembali utuh, dan kau berikan kepadanya untuk kembali dia hancurkan. Terus menerus berulang-ulang, layaknya rantai takdir yang sengaja mengikatmu dengannya tidak kah kau merasa kalau ini sudah saatnya untukmu mengakhiri lingkaran setan ini. namun hatimu kembali bertanya, haruskah aku melepaskannya