[FOLLOW SEBELUM MEMBACA♡] Dulu, ketika dompetku kecopetan, aku berdoa supaya uang bergambar monyet di dalamnya digunakan untuk kebaikan.
Lalu, saat aku kehilangan ponsel esia hidayahku, lagi-lagi aku berusaha mengikhlaskannya.
Aku pernah merasakan jutaan kehilangan, kehilangan pena standar, penggaris besi, tipe-x warna merah, penghapus, kaos kaki, topi, dasi, jepit rambut, liptint, novel kesayangan, tapi, rasanya tak sehancur saat aku kehilanganmu.
Pernah sakit, tapi, tak pernah sedalam ini.
Bahkan, saat aku tidak sengaja membakar tanganku, rasanya tidak seperih ini.
Kehilanganmu membuatku ingin menghancurkan dunia ini.
Barbie Graciella Wibowo selalu hidup dalam zona nyamannya. Dia juga selalu insecrue dan khawatir akan hidupnya yang dianggap sebagai sebuah kesalahan. Beberapa kali ia berusaha untuk hidup atas kehendaknya, namun apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Tuhan, apa yang sudah menjadi kehendaknya, adalah yang terbaik untuk kita. Yang bisa kita lakukan hanya menerima kenyataan itu atau berusaha mengubahnya. Dan Barbie memutuskan untuk menerima dan berdamai dengan hidupnya setelah mengalami pergulatan hidup yang luar biasa.