Ini bukan tentang materi Kimia, tapi ini tentang cinta yang bertemu di alam Kimia!
Semoga kalian tidak kecewa
~~~
Aku pernah melihat seseorang yang mempelajari alam, dia begitu pendiam dan sangat teliti. Tidak banyak berinteraksi dengan yang lain, hanya seperlunya. Walaupun tersenyum, tetap saja diam.
Aku pernah berpikir, apakah dalam hati mereka ada perasaan?
Pernah aku membayangkan, jika ada dua orang seperti itu saling menyimpan perasaan. Dua orang seperti itu yang juga tak banyak bicara, dan ingin mengungkapkan. Lalu ketika masing masing dari mereka bahkan tak tau apakah yang mereka rasakan benar atau tidak. Mereka yang selalu bermain main dengan unsur dalam kehidupan, menjadikan alam teman hidupnya. Lalu apakah alam akan menjadi saksi hidupnya?
Dan kini biarkan hati atau logika yang menjawab.
What is Love?
Biarkan larutan perasaan kita menyatu seperti air garam. Yang selalu ada ion yang terus mengitari kita.
Meskipun sekarang kita seperti air dan minyak dalam satu wadah. Bersama tapi tak pernah menyatu.
Meskipun aku selalu merasa kita begitu dekat, namun kita tetap sebatas larutan koloid. Terlihat seakan akan menyatu tapi sebenarnya tidak.
Kita masih sebatas unsur, yang belum bereduksi menjadi sebuah senyawa.
Aku terus berpikir, bisakah kita bertemu di ruang bebas sebagai oksigen.
Dan itu lah harapan dari setiap mereka yang diam itu.
Pikiran mereka membisukan hati, membuat apa yang bergejolak dalam tak bisa dikeluarkan seleluasa karbon dioksida. Tapi bisakah alam yang sebagai saksi menjadi penghubung mereka.
Menjadi diam memang susah. Tapi semua ada alasan nya. Alasan sederhana yang mendasari semua kejadian dan kenyataan yang disebut takdir itu.