Senja memang selalu indah. Mataharinya, anginnya, suasananya, serta ceritanya. Terutama, cerita yang dilengkapi aku dan kamu. Yang berawal dari sebuah dongeng, mimpi, dan harapan. Hingga akhirnya, semua menjadi nyata, atas hasil do'a yang tak bersuara di sepertiga malam kepada Rabb yang Maha Perkasa. Yang mendengar setiap sebutan namamu dalam bisikanku kepada-Nya, yang menenangkanku dengan ayat-ayat-Nya ketika ku resah tak tentu arah, dan yang memelukku erat ketika ku lelah menyebutmu dalam bisikanku diatas sajadahku. Tapi Dia selalu menghadirkan keindahan, baik itu dalam senja, dalam malam, atau dalam siang. Semuanya indah, karena Dia yang Maha Indah juga memberikan kamu untuk menghiasi hidupku agar lebih indah pula.
Tapi mungkin tidak semudah itu Tuhan memberikan kebahagiaan kepada orang-orang sepertiku. Yang mungkin malah tidak pantas mendapat kebahagiaan. Hanya pantas mendapatkan lara dan luka. Tapi kenapa, Tuhan masih menganugerahkannya?
Inilah perjalananku. Bukan yang termudah, tapi juga tidak seberat yang kupikirkan. Tapi netral, dan kujalani seperti air mengalir di atas sungai. Menghindari batu-batu yang menghalangi dengan sekuat tenaga, juga berancang-ancang ketika didepanku adalah jalanan buntu.