Tujuh mahasiswa dari Kampus Kuning menjalani hari-hari KKN (masih dipikirkan nama lain untuk KKN) di kampung Anak Aia Agam, Sumatera Barat. Perkara gelas retak di sebuah warung kopi mengawali kisah mereka bersentuhan dengan sesuatu yang mistis. Kampung itu seakan menjadi tidak ramah dengan kehadiran mereka meski warga kampung menerima dengan tangan terbuka. Buana sebagai ketua kelompok harus mengambil keputusan cepat karena menyangkut kesehatan sahabatnya, Bani, yang sakit keras. Selain itu, Aufira semakin mendesak Buana untuk cabut dari kampung itu. Namun, keputusan yang tergesa-gesa justru membuat salah satu dari mereka cedera.